Kapolres Malang Dicopot
Merespons instruksi Presiden atas investigasi tragedi Kanjuruhan, Mabes Polri, menyatakan Propam dan Itsus telah memeriksa 28 personel polisi atas dugaan pelanggaran kode etik. Status tragedi juga dinaikkan dari penyelidikan menjadi penyidikan. Keputusan itu setelah Tim Investigasi menemukan adanya unsur kelalaian yang berpotensi melanggar KUHP. “Tim melakukan gelar perkara dari hasilnya meningkat kan status penyelidikan menjadi penyidikan statusnya tim akan kerja secara maraton,” kata Kadiv Humas Mabes, Polri Irjen Dedi Prasetyo, di Mapolres Malang.
Irjen Dedi mengatakan, dari 28 personel yang diperiksa, sebanyak sembilan orang telah dinonaktifkan sebagai anggota Polri. “Kapolda Jatim menonak tifkan Danyon, Danki, Danton Brimob sebanyak 9 orang. Semuanya dalam proses pemeriksaan oleh tim malam ini,” ujarnya. Selain itu Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo juga mencopot Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat. Dia digantikan Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Putu Kholis. AKBP Ferli Hidayat dimutasi sebagai pamen SDM Polri.
Menurut Dedi, anggota kepolisian yang diperiksa Propam dan Itsus Polri tersebut mulai dari tingkat perwira menengah (pamen) hingga tingkat bawah. Dia memastikan penggunaan gas air mata itu adalah bagian dari materi yang sedang didalami. Tim akan memeriksa apakah yang terjadi di lapangan itu sesuai dengan standar prosedur dan sebagainya. Selain itu tim investigasi Polri dari Bareskrim juga memeriksa beberapa saksi dan pejabat terkait yang berwenang atas penyelenggaraan pertandingan Liga 1 antara Arema FC dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.
“Update hari ini tim investigasi Polri dari Bareskrim akan memeriksa beberapa saksi dari Direktur LIB, Ketua PSSI Jatim, Ketua Panpel dari Are - ma. Kadispora Provinsi Jatim dimintai keterangan oleh tim penyidik hari ini,” ujar Dedi. Pihaknya juga menganalisis 32 titik CCTV di sekitar stadion dan beberapa lokasi. Dalam pandangan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, tragedi di Kanjuruhan juga tak lepas dari pengelola sepak bola yang cenderung mementingkan rating siaran televisi. Menurut dia, alangkah baiknya memikirkan hal-hal yang rasional jika ada laga besar dengan tensi tinggi.
Editor : Arif Handono