get app
inews
Aa Read Next : Ini Dia 12 Kampung Tematik Kota Madiun, Ada Sport Centre hingga Peceland

Kondisi Eropa Seperti Zaman Api, Dihantam Gelombang Panas dan Kebakaran Hutan

Senin, 25 Juli 2022 | 07:00 WIB
header img
Kondisi Eropa seperti zaman api, dihantam gelombang panas dan kebakaran hutan (Foto: AFP/Cesar Manso)

Jika angin kering dan panas bertiup, ia dapat dengan cepat menyedot kelembapan dari rerumputan, ranting, semak dan benda yang sangat mudah terbakar. Pohon-pohon besar dapat mempertahankan kelembapannya dan menahan api, tetapi vegetasi lainnya terbakar.

Sementara itu, ilmuwan kebakaran, Rein mengatakan cara terbaik untuk mengurangi risiko adalah dengan menipiskan vegetasi berlebih dan melakukan pembakaran yang lebih terkontrol. Tetapi dia menunjukkan bahwa ini bisa menjadi ide yang sulit diterima publik.

“Saya dari Spanyol, saya tumbuh besar dan dibesarkan di dunia di mana setiap kebakaran adalah salah. Beberapa orang keberatan dengan asap, yang dapat memperburuk kondisi pernapasan seperti asma,” ucap Rein.

Seorang komandan insiden untuk Catalan Fire Service dan seorang analis kebakaran yang berbasis di Spanyol, Marc Castellnou mengatakan dalam hidupnya sebagai petugas pemadam kebakaran, ukuran hutan di negaranya telah berlipat ganda.

“Jadi ada perubahan dalam masyarakat kita menjadi lebih urban, dan kita kehilangan pengelolaan lanskap,” kata Marc.

Kebakaran hutan menjadi lebih sulit untuk dikelola, katanya, karena lahan tidak dikontrol secara aktif dengan penjarangan vegetasi dan pembakaran yang disengaja.

“Masalahnya adalah kita sebagai masyarakat hanya bereaksi terhadap masalah, membangun kapasitas pemadam kebakaran. Kami belum membangun manajemen ekosistem,” tutup Marc.

Namun, yang benar-benar menarik, lanjut Pyne, adalah melihat api mulai bergerak ke Eropa Tengah. Itu adalah wilayah yang lebih beriklim sedang dan secara historis tidak memiliki siklus basah-kering Mediterania yang teratur.

Kendati demikian, karena mengalami gelombang panas yang semakin ekstrem, kebakaran hutan dapat memakan kondisi yang berubah setiap jam selama peristiwa panas ini, bahkan jika wilayah tersebut belum terjebak dalam kekeringan selama bertahun-tahun, seperti yang dialami California.iNewsMadiun

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut