Demikianlah sepenggal peristiwa aneh yang pernah kualami. Meski hanya sebentar, namun cukup membekas dalam ingatanku. Terlebih lagi kalau mengingat bagaimana bayi-bayi yang tak berdosa itu merangkak-rangkak di sekeliling kamarku. Sungguh iba melihatnya. Yang terasa menyentuh hati, aku melihat bayi yang berukuran sangat kecil. Mungkin ia masih berupa janin berusia 4-5 bulan, sebelum kemudian dibunuh orangtuanya.
Hal itu membuatku menduga janin tersebut sesungguhnya sudah memiliki ruh yang ditiupkan Tuhan. Mungkin bayi-bayi itu lahir dari hubungan seks diluar nikah. Zinah.
Astaghfirullah! Seharusnya bayi-bayi itu berhak hidup dan tumbuh berkembang menjadi manusia.
Ironisnya, hotel tempatku menginap ini seolah memfasilitasi juga persetubuhan tanpa ikatan sah. Sempat kulihat beberapa pasangan remaja dan belia memasuki hotel ini. Tanpa bermaksud menuduh, sekilas mereka belum tercatat di KUA.
Jadi lengkaplah sudah. Lahan kuburan bayi korban aborsi menjadi hotel murah meriah dan mesum. Edan tenan.
Sebagaimana dituturkan Witar (nama samaran) kepada penulis.
iNewsMadiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait