‘’Apa yang sebenarnya tengah kuhadapi?’’ tanyaku dalam hati. Didorong perasaan takut dan cemas, akhirnya kuputuskan mengambil air wudhu untuk melaksanakan shalat sunat.
Usai shalat sunat dan berzikir, masih duduk di sajadah, antara sadar atau halusinasi, tiba-tiba saja aku melihat bayi-bayi yang merangkak dari sudut kamar. Aneh sekali. Aku nyaris lari dibuatnya. Dari mana bayi-bayi yang jumlahnya lebih dari 5 bayi itu?
Aku mencoba menahan diri. Aku hanya memerhatikan gerakan bayi itu yang menurutku jumlahnya sangat banyak. Bayi-bayi itu merangkak ke sana kemari di seluruh sudut kamar, beberapa malah ada yang mendekat ke arahku. Belum hilang rasa terkejutku, tiba-tiba aku melihat seorang bertubuh besar datang. Dia seolah sedang mengawasi dan menjaga bayi-bayi itu. Meskipun lelaki itu tidak memandangku, namun sosoknya terlihat jelas. Aku hanya menatapnya sambil memerhatikan sikapnya yang berdiri tegak diantara bayi-bayi itu, seolah dia pengasuhnya.
Cukup lama aku memerhatikan pemandangan ganjil di depanku, sampai dikejutkan suara pintu yang terbuka. Rupanya Yusuf, rekan sekamarku masuk. Aku merasa heran melihat raut wajahnya yang tegang. Ia pun sepertinya heran melihatku masih duduk di sajadah.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait