BNPB mencatat ada 699 warga masih bertahan di pengungsian pascaerupsi Gunung Semeru. (Foto : Antara)
Dari lokasi pengungsian, sebanyak 699 warga masih bertahan pascaerupsi Gunung Semeru. Jumlah ini berdasarkan pendataan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (6/12/2022) malam. "Hingga saat ini, masih ada 699 warga bertahan di pengungsian karena jarak tempat tinggal mereka berada pada zona merah," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Selasa (6/12/2022).
Namun menurutnya, sebagian pengungsi lainnya mulai kembali ke tempat tinggal masing-masing. Menurutnya, data Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB juga mencatat akibat erupsi ini 29 ekor ternak mati, 71 hektare lahan pertanian, 2 unit jembatan, 3 kilometer ruas jalan terdampak dan satu fasilitas pendidikan serta empat tempat ibadah terdampak letusan Gunung Semeru.
Hingga Selasa (6/12/2022), erupsi Gunung Semeru masih berlangsung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat pada pukul 05.02 WIB telah terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak (sekitar 4.076 meter di atas permukaan laut). "Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 73 detik," katanya.
Dia menambahkan, erupsi Gunung Semeru yang ditandai dengan adanya Awan Panas Guguran (APG) hingga sejauh 19 kilometer telah berdampak di lima desa di empat kecamatan. Lima desa terdampak itu yakni Desa Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Sumberwuluh dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro serta Desa Pasirian di Kecamatan Pasirian.
Editor : Arif Handono