get app
inews
Aa Text
Read Next : Jepang Antisipasi Kemungkinan Tsunami Akibat Letusan Gunung Semeru di Lumajang, Lho Kenapa?

Viral, Masjid Berkubah Kuning Kokoh Disapu Lahar Panas Semeru

Rabu, 07 Desember 2022 | 08:28 WIB
header img
Tangkapan layar media sosial/Okezone

MADIUN, iNewsMadiun.id – Viral di media sosial. Sebuah masjid di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur berdiri kokoh meski disapu lahar panas Gunung Semeru, Minggu, 4 Desember 2022. Video tersebut dibagikan oleh Akun Instagram @andreli_48. Dalam tayangan terlihat jelas kondisi masjid berkubah kuning tersebut tetap tegak berdiri tanpa ada kerusakan. Sementara di sekitar masjid, banyak rumah warga yang tertimbun abu vulkanik Gunung Semeru .

"Kondisi pasca erupsi Gunung Semeru Dusun Kajar Kuning Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro. Jembatan baru yang diresmikan 5 bulan yang lalu tertutup material Gunung Semeru Minggu (4/12/22)," tulis akun tersebut dikutip, Rabu (7/12/2022). Sementara, desa yang menjadi tempat masjid itu berdiri sudah tidak bisa dilewati oleh kendaraan apapun karena diterjang erupsi Gunung Semeru. "Masih berasap teman-teman. Ini masih hangat. Ini kondisi masih berasap, masih panas teman-teman,"ujar pria dalam video itu.

Petugas saat mendatangi ponpes di zona merah erupsi Gunung Semeru. (istimewa).

Sementara itu, Polres Lumajang akan menindak tegas warga di zona merah rawan bencana Gunung Semeru, yang menolak dievakuasi. Ancaman itu disampaikan menyusul penolakan 16 penghuni Pondok Pesantren Nurul Barokah Hidayah di Desa Supiturang untuk dievakuasi.  Kapolres Lumajang AKBP Dewa Putu Eka menyatakan, sebelumnya tokoh agama atau pimpinan ponpes dengan 15 orang santrinya telah diedukasi dan diberikan imbauan secara persuasif.

Namun, mereka bersikukuh tinggal, meski kawasan ponpes itu masuk zona merah dan harus steril selama Gunung Semeru erupsi. "Kemarin sudah dirayu oleh forkopimca, kapolsek, camat. Kami upayakan bergeser karena ada faktor bahaya yang harus kita hindari. Kami akan terus berupaya, karena takutnya ada APG (awan panas guguran) susulan," kata Dewa Putu Eka, Rabu (7/12/2022).

Pihaknya berkomitmen akan menindak tegas jika di kemudian hari terjadi kondisi darurat, namun penghuni Ponpes enggan dievakuasi. Hal ini menyangkut soal nyawa seseorang. "Kalau warga menolak itu kenapa? dia lebih sayang nyawa atau tidak? Kami sudah melakukan edukasi dan persuasif, kalau tidak mau dan situasi lebih bahaya maka akan kami paksa," tuturnya.  "Tolong percaya, kami tidak ada niat lain selain untuk mengamankan nyawa manusia, kalau tidak mau ya kami paksa," katanya. 
 

BNPB mencatat ada 699 warga masih bertahan di pengungsian pascaerupsi Gunung Semeru. (Foto : Antara)

Dari lokasi pengungsian, sebanyak 699 warga masih bertahan pascaerupsi Gunung Semeru. Jumlah ini berdasarkan pendataan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Selasa (6/12/2022) malam. "Hingga saat ini, masih ada 699 warga bertahan di pengungsian karena jarak tempat tinggal mereka berada pada zona merah," ujar Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, Selasa (6/12/2022).

 Namun menurutnya, sebagian pengungsi lainnya mulai kembali ke tempat tinggal masing-masing.  Menurutnya, data Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) BNPB juga mencatat akibat erupsi ini 29 ekor ternak mati, 71 hektare lahan pertanian, 2 unit jembatan, 3 kilometer ruas jalan terdampak dan satu fasilitas pendidikan serta empat tempat ibadah terdampak letusan Gunung Semeru.

Hingga Selasa (6/12/2022), erupsi Gunung Semeru masih berlangsung. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat pada pukul 05.02 WIB telah terjadi erupsi dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 400 meter di atas puncak (sekitar 4.076 meter di atas permukaan laut). "Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan dan barat daya. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 73 detik," katanya.

Dia menambahkan, erupsi Gunung Semeru yang ditandai dengan adanya Awan Panas Guguran (APG) hingga sejauh 19 kilometer telah berdampak di lima desa di empat kecamatan. Lima desa terdampak itu yakni Desa Sumberurip di Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumbersari di Kecamatan Rowokangkung, Desa Sumberwuluh dan Desa Penanggal di Kecamatan Candipuro serta Desa Pasirian di Kecamatan Pasirian.

Dia meminta masyarakat tetap mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.

Gunung Semeru telah dinaikkan statusnya menjadi Level IV atau "Awas" sejak Minggu (4/12/2022) pukul 12.00 WIB. Sebab itu, direkomendasikan kepada seluruh masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi). Di luar jarak tersebut, masyarakat diminta untuk tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 19 km dari puncak.

Sumber: https://jatim.inews.id/berita/pascaerupsi-gunung-semeru-bnpb-699-warga-masih-bertahan-di-pengungsian/2.
 

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut