MADIUN, iNewsMadiun.id - Situasi sulit sedang menaungi timnas Iran yang berlaga di Piala Dunia 2022. Timnas Iran terjepit pada situasi politik dalam negeri dan provokasi dari luar negeri di luar urusan lapangan hijau. Dari luar negeri, calon lawan Iran di Grup B Piala Dunia yakni Amerika Serikat, memposting posisi Klasemen Grup B di Twitter tanpa mencantumkan logo bendera Iran secara utuh. Hal ini mendorong Kantor Berita Iran, Tasnim, protes dan meminta FIFA mencoret Amerika Serikat dari kepesertaan Piala Dunia 2022.
Dari dalam negeri, para pemain Iran terancam hukuman penjara atau bahkan mati karena menolak menyanyikan lagu kebangsaan Iran sebelum laga perdana. Pemain Iran yang berani menolak menyanyikan lagu kebangsaan bisa menghadapi hukuman, penjara atau bahkan hukuman mati ketika mereka kembali ke rumah.
Pemain inti Iran berdiri tegak tetapi diam saat lagu kebangsaan dimainkan dan ejekan menghujani penggemar mereka sendiri menjelang pertandingan mereka dengan Inggris di Stadion Internasional Khalifa di Doha. Penggemar Iran di stadion Qatar terharu oleh gerakan luar biasa saat protes besar-besaran terus menyapu Republik Islam.
Dan itu terjadi setelah banyak penggemar di rumah menuduh skuad berpihak pada tindakan keras negara menjelang Piala Dunia. Tapi sikap tim Iran bisa mendaratkan mereka dalam banyak sekali masalah di rumah jika rezim memutuskan untuk membuat contoh dari mereka. Perbedaan pendapat politik adalah kejahatan di Iran - dan merupakan salah satu pelanggaran yang dapat dikenai hukuman mati, dengan 21 pemrotes menghadapi eksekusi setelah pengadilan palsu sejak dimulainya pemberontakan pada bulan September.
Dan pembangkangan tim nasional dalam skala internasional seperti itu akan memicu kemarahan di antara rezim - dan dapat memicu pembalasan. Massoud Setayeshi. Juru bicara Kehakiman Iran, mengatakan beberapa hari yang lalu bahwa hukuman dapat dijatuhkan bagi mereka yang menolak lagu kebangsaan.
Pengadilan Iran telah mengambil tindakan brutal terhadap orang-orang yang terkait dengan protes, dengan lebih dari 15.000 orang ditangkap dan ratusan orang dibunuh oleh pasukan keamanan. Dan baru bulan lalu, remaja Asra Panahi dipukuli sampai mati setelah dia dilaporkan menolak menyanyikan pro- lagu kerajaan.
Kantor berita Iran juga melaporkan hanya sepuluh hari yang lalu seorang ulama Iran selama sholat meminta atlet yang tidak menghormati lagu kebangsaan untuk menghadapi hukuman. Presiden Iran saat ini adalah Ebrahim Raisi - yang dikenal sebagai "The Butcher" karena perannya dalam pembantaian ribuan pengunjuk rasa pada tahun 1988. Namun, Iran telah menunjukkan pengekangan dalam beberapa bulan terakhir - memilih untuk tidak menghukum pendaki Elnaz Rekabi yang berkompetisi tanpa jilbab wajib negara.
Kantor berita Iran, Tasnim, mendorong FIFA untuk mencoret Amerika Serikat dari Piala Dunia 2022. Dorongan itu muncul karena secara tidak hormat, akun Twitter dan Instagram sepakbola putra Amerika Serikat @USMNT, menghapus bagian logo dari bendera negara Iran.
Sekadar diketahui, Iran dan Amerika Serikat tergabung di Grup B Piala Dunia 2022. Setelah melalui dua pertandingan, Iran dan Amerika Serikat berturut-turut menempati posisi dua dan tiga Grup B Piala Dunia 2022 dengan koleksi tiga dan dua angka.
(Akun Instagram Timnas Amerika Serikat menghapus lambang di bendera Iran)
Kedua tim rencananya bakal bersua di matchday pamungkas Grup B Piala Dunia 2022 pada Rabu, 30 November 2022 pukul 02.00 WIB. Tim yang memenangkan pertandingan bakal lolos ke 16 besar Piala Dunia 2022.
Jelang laga penentuan itu, akun Twitter dan Instagram sepakbola putra Amerika Serikat melakukan provokasi. Mereka menampilkan klasemen Grup B Piala Dunia 2022, beserta bendera seluruh negara peserta.
Hanya saja untuk bendera Iran, akun media sosial itu tidak menyertakan lambang di bendera tersebut. Lambang dari bendera Iran sendiri terdiri dari empat bulan sabit dan sebilah pedang. Sebanyak empat bulan sabit membentuk tulisan Allah, sedangkan lima bagian keseluruhan melambangkan lima rukun Islam.
“Akun Twitter dan IG tim sepakbola nasional pria AS (@USMNT) menghapus lambang Republik Islam dari Bendera Iran, jelang laga Amerika Serikat vs Iran,” tulis akun Twitter jurnalis asal Iran, @hdagres.
Disebut-sebut, alasan Amerika Serikat menghapus logo bendera itu karena mereka ingin menyuarakan Hak Asasi Manusia para perempuan di Iran, khususnya setelah munculnya protes pasca-meninggalnya Mahsa Amini.
Aksi Amerika Serikat itulah yang menyulut emosi masyarakat Iran. Kantor Berita Tasnim pun mendorong FIFA mencoret Amerika Serikat dari Piala Dunia 2022 karena sudah mencampur sepakbola dengan politik
“Dengan mengunggah bendera Republik Islam Iran yang terdistorsi di akun resminya, Timnas Amerika Serikat telah melanggar piagam FIFA. Amerika Serikat bisa terkena skorsing 10 pertandingan mengacu kepada hukuman yang berlaku,” tulis kantor berita Tasnim, mengutip dari Sports Illustrated.
Setelah ancaman itu keluar, akun @usmnt menghapus unggahan mereka yang kontroversial tersebut. Setelah itu, akun @usmnt membagikan jadwal laga Iran vs Amerika Serikat dengan bendera Iran yang utuh.
(Bendera negara Iran sudah dimunculkan secara utuh. (Foto: Instagram/@usmnt)
Artikel ini telah diterbitkan di
https://sports.sindonews.com/read/953819/11/pemain-iran-terancam-penjara-atau-mati-karena-tolak-nyanyikan-lagu-kebangsaan-1669605067
https://bola.okezone.com/read/2022/11/28/51/2715942/dianggap-hina-negara-iran-minta-fifa-coret-amerika-serikat-dari-piala-dunia-2022?page=2
Editor : Arif Handono