JAKARTA - iNewsMadiun.id Muhammadiyah menetapkan Idul Adha 1443 Hijriyah tahun ini berbeda dengan pemerintah. Sementara pemerintah menyatakan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022, Muhammadiyah lebih dulu menetapkan tanggal 9 Juli. Ini terjadi bukan semata-mata karena perbedaan metode hisab dan rukyat, melainkan terkait kriteria tinggi hilal.
Pemerintah menetapkan ketinggian minimal hilal 3 derajat, sedangkan Muhammadiyah asal telah terjadi konjungsi dan konjungsinya sebelum matahari terbenam maka telah ditetapkan sebagai bulan baru.
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah Oman Fathurohman menyatakan, perbedaan penetapan awal bulan antara pemerintah dengan Muhammadiyah bukan hanya terjadi kali ini. Perbedaan semacam ini juga bukan hanya di Indonesia, tetapi terjadi di berbagai negara-negara di dunia.
“Idul Adha yang akan datang, Muhammadiyah berbeda dengan yang ditetapkan oleh pemerintah lewat Kemenag. Perbedaan ini bukan hanya kali pertama tapi sudah kerap terjadi,” tutur Oman dalam Seminar Idul Adha 1443 H di aula Masjid Islamic Center Universitah Muhammadiyah Ahmad Dahlan, dikutip dari muhammadiyah.or.id, Minggu (3/7/2022).
Oman mencatat, dalam kurun 25 tahun ke depan, yakni dari tahun 1444 – 1468 H atau 2023 – 2046 M diprediksi akan terjadi perbedaan Idul Adha antara Muhammadiyah dan pemerintah sekitar 7 kali atau 7 tahun.
Artinya, 7 kali dari 25 tahun itu berarti 25% nya berbeda dengan pemerintah. Selain itu Idul Fitri juga diprediksi akan berbeda 6 kali dan awal Ramadan 3 kali.
Editor : Arif Handono