Untuk meneliti lebih jauh, Pokharel, Sharma, dan Raman Sukumar, semua dari Institut Sains India telah menyaksikan beberapa rekaman video tentang kematian gajah di YouTube. Mereka menelusuri situs tersebut untuk kata kunci yang terkait dengan gajah Asia dan kematian, dan menemukan 39 video dari 24 kasus antara 2010 dan 2021. Sebanyak 80% dari video merekam aktivitas gajah liar, 16% gajah penangkaran, dan 4% gajah semi-penangkaran (biasanya, gajah semi-penangkaran adalah hewan yang bekerja di industri kayu atau di taman wisata di Asia).
Beberapa perilaku paling mencolok yang terlihat dalam video terjadi ketika seekor anak gajah mati. Dalam 5 dari 12 video yang menunjukkan anak gajah yang sudah mati, seekor induk gajah betina dan kemungkinan besar ibunya, terlihat membawa jenazah anaknya tersebut. Berdasarkan keadaan dekomposisi mayat, ternyata perilaku menggendong ini berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu.
Dalam 10 kasus, gajah mencoba mengangkat, menyenggol, atau menggoyang tubuh, seolah-olah mencoba menghidupkan kembali temannya yang hilang. Dalam 22 kasus, mereka tampak berjaga-jaga di atas tubuh anggota keluarganya yang mati. “Ikatan induk-anak/bayi pada gajah dan primata memiliki beberapa kesamaan yang mencolok karena keduanya mengasuh anak-anak mereka sampai menjadi cukup kuat untuk mencari makan dan membela diri. Oleh karena itu, ikatan jangka panjang antara ibu dan anak sapi/bayi ini berpotensi memotivasi ibu untuk merespons anak mereka yang sudah mati dan tidak responsif,” tulis para ilmuwan.
Editor : Arif Handono