NEW DELHI, iNewsMadiun.id - Gajah ternyata memiliki respons emosional yang begitu besar ketika kehilangan salah satu anggota keluarga atau kawanannya. Terungkap dalam video yang diunggah ke YouTube, terekam seekor induk gajah betina tetap membawa jenazah anaknya yang mati selama berminggu-minggu. Penjaga hutan India Parveen Kaswan mengunggah satu video itu pada tahun 2019, menunjukkan seekor gajah Asia menyeret tubuh anaknya yang sudah mati melintasi jalan. Reaksi gajah lainnya terlihat kegelisahan saat berada di dekat mayat bayi gajah.
Mereka menunjukkan gerakan eksplorasi seperti mendekati atau menyelidiki tubuh, seperti menyentuh dan mencium. “Saya pikir mereka mencoba memahami apa yang telah terjadi, dan ada sesuatu yang terjadi di sana dengan melihat interaksi mereka, seperti halnya dengan kita,” kata Brian Aucone, Wakil Presiden Senior untuk Ilmu Kehidupan di Kebun Binatang Denver kepada Live Science, Senin (23/5/2022).
Gajah Asia, seperti sepupunya Gajah Afrika, tampaknya berduka atas kematian keluarga atau anggota kawanannya.Bahkan kadang-kadang membawa bayi mereka yang meninggal dengan belalainya selama berhari-hari atau berminggu-minggu. Gajah Asia (Elephas maximus) adalah makhluk sosial, dan penelitian baru ini menambah bukti bahwa mereka mengalami semacam respons emosional ketika mereka kehilangan salah satu anggotanya. Namun, apakah gajah memahami kematian dengan cara yang sama seperti manusia, masih belum diketahui secara detail.
“Memahami respons gajah terhadap kematian mungkin memiliki beberapa efek jangka panjang pada konservasi mereka,” ujar Sanjeeta Sharma Pokharel dari Smithsonian's National Zoo and Conservation Biology Institute dan Nachiketha Sharma dari Kyoto University Institute for Advanced Study.
Untuk meneliti lebih jauh, Pokharel, Sharma, dan Raman Sukumar, semua dari Institut Sains India telah menyaksikan beberapa rekaman video tentang kematian gajah di YouTube. Mereka menelusuri situs tersebut untuk kata kunci yang terkait dengan gajah Asia dan kematian, dan menemukan 39 video dari 24 kasus antara 2010 dan 2021. Sebanyak 80% dari video merekam aktivitas gajah liar, 16% gajah penangkaran, dan 4% gajah semi-penangkaran (biasanya, gajah semi-penangkaran adalah hewan yang bekerja di industri kayu atau di taman wisata di Asia).
Beberapa perilaku paling mencolok yang terlihat dalam video terjadi ketika seekor anak gajah mati. Dalam 5 dari 12 video yang menunjukkan anak gajah yang sudah mati, seekor induk gajah betina dan kemungkinan besar ibunya, terlihat membawa jenazah anaknya tersebut. Berdasarkan keadaan dekomposisi mayat, ternyata perilaku menggendong ini berlangsung selama berhari-hari atau berminggu-minggu.
Dalam 10 kasus, gajah mencoba mengangkat, menyenggol, atau menggoyang tubuh, seolah-olah mencoba menghidupkan kembali temannya yang hilang. Dalam 22 kasus, mereka tampak berjaga-jaga di atas tubuh anggota keluarganya yang mati. “Ikatan induk-anak/bayi pada gajah dan primata memiliki beberapa kesamaan yang mencolok karena keduanya mengasuh anak-anak mereka sampai menjadi cukup kuat untuk mencari makan dan membela diri. Oleh karena itu, ikatan jangka panjang antara ibu dan anak sapi/bayi ini berpotensi memotivasi ibu untuk merespons anak mereka yang sudah mati dan tidak responsif,” tulis para ilmuwan.
Editor : Arif Handono