Sejak saat itu dia beberapa kali menghampiri masjid tersebut dan ingin sekali masuk ke sana. Pikiran akan dosa-dosa yang telah diperbuat membuat Siti Sarah tidak yakin apakah dirinya bisa masuk ke dalam tempat suci itu.
"Tapi di situ ada ustadz yang bilang, dalam Islam, Allah tidak melihat saya sebagai pendosa. Allah telah menutup semua aib kita. Allah bahkan memnaggil kita datang pada-Nya untuk bertobat. Belum terlambat katanya untuk jadi lebih baik," kata Siti Sarang mengenang ucapan sang ustadz.
Hatinya makin yakin dengan ajaran agama Islam. Meski begitu, dirinya merasa masih perlu mempelajari lebih jauh. Salah satu hal yang menyentil hati Siti Sarah adalah ketika mendapat ceramah tentang kematian.
Siti Sarah tidak ingin jika kelak kematian menjemput secara tiba-tiba. Dirinya belum mempersiapkan apa-apa. Keputusannya makin mantap untuk memeluk Islam. Siti Sarah pun mendapat arahan terlebih dahulu dari keluarga salah seorang temannya yang juga mualaf.
Ayah dari temannya menegaskan kepada Siti Sarah bahwa dirinya harus benar-benar yakin jika ingin memeluk Islam. Sebab jika kelak Siti Sarah murtad, dosa besar akan membuntutinya.
Hal itu tidak membuatnya gentar dan justru makin yakin. Akhirnya Siti Sarah mengucap dua kalimat syahadat di depan seorang habib pada Maret 2021. "Perasaan saya campur aduk. Paling utama, saya bahagia," ungkapnya.
Ibu keturunan Tionghoa ini sekarang merasa beban yang selama ini dipikul telah hilang. Terlebih lagi kedamaian yang dicari pun telah ditemukan.
Wallahu a'lam bishawab. iNews Madiun
Editor : Arif Handono