Akhirnya, berdasarkan kesepakatan antara keluarga almarhum, tokoh, dan masyarakat, makam almarhum dipindahkan ke Tempat Permakaman Umum (TPU) Pasirnaan yang lokasinya tidak jauh dari makam awal. Ace Kosasih, penggali kubur mengatakan, melihat dengan mata kepala sendiri kondisi jasad almarhum Muhya bin Rudia masih utuh saat dipindahkan. Kulitnya masih ada dan tulangnya juga masih menyatu.
"Memang jasad almarhum terlihat kering tapi tidak mengeluarkan bau busuk malah mengeluarkan aroma harum. Biasanya jika jasad sudah dimakamkan selama 17 pasti tinggal tulang belulang," kata Ace Kosasih. Sementara itu, Ujang Ading, murid mengajian, mengatakan, almarhum memang dikenal baik, soleh, dan rajin beribadah. Almarhum merupakan guru ngaji beberapa generasi di kampung ini. Jasad almarhum guru ngaji ini dipindahkan pada Minggu (9/1/2022). Namun video pemindahan makam baru viral setelah diunggah di media sosial dua hari lalu. "Almarhum Muhya meninggal saat berusia 65 tahun seusai melaksanakan sholat Ashar," kata Ujang Ading.
Editor : Arif Handono