Puluhan undangan sementara bertahan di bagian dalam dek untuk menghindari hujan. Sementara tamu seperti Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, beserta Pangkoarmada II Laksda TNI Maman Firmansyah dan undangan lain berada di ruangan VIP. Hujan sempat menggoda petugas BPBD dan ABK KRI Surabaya. Begitu karpet basah digulung hendak diganti, rintik-rintik hujan jatuh kembali dari langit. Alam nampaknya memang sedang menguji kesabaran rombongan pemburu Lailatul Qodar di atas KRI Surabaya.
Kapal perang milik TNI AL itu mulai berlayar pada pukul 22.15 WIB. KRI Surabaya bergerak menuju perairan Karangjamuang. Namun acara qiyamul lail pada malam itu belum dimulai. Karpet merah belum terpasang. Petugas BPBD Jatim dan ABK KRI Surabaya kemudian memasang karpet warna merah. Dalam hitungan menit, helipad sudah berganti hamparan karpet merah. Jelang tengah malam, helipad sudah siap digunakan qiyamul lail atau shalat malam.
Lepas tengah malam, kegiatan di KRI Surabaya dimulai dengan kegiatan seremonial. Setelah pembukaaan, Gubernur Khofifah dan Pangkoarmada II Laksda TNI Maman Firmansyah menyerahkan berbagai bantuan kepada anak yatim, dan nelayan binaan Diskanla Pemprov Jatim. Bantuan berupa sembako, baju koko, sarung dan uang tunai. Acara utama pada malam itu adalah meraih Lailatul Qadar. Gubernur Khofifah dan Pangkoarmada II melaksanakan shalat Tahajud, shalat tasbih, shalat hajat dan sujud syukur.
Gubernur Khofifah menyebut kegiatan qiyamul lail di atas lautan adalah kegiatan pertama kalinya. "Alhamdulillah Insyaallah bagi yang qiyamul lail, ini pertama kalinya. Begitu pula saya bersama forkopimda Jatim melakukan munajat bertepatan dengan malam ke 21 Ramadhan, dilakukan di atas dek kapal, sambil berlayar, berdoa serta bakso kepada nelayan," kata Khofifah saat memberi sambutan di atas KRI Surabaya.
Editor : Arif Handono