MALANG, iNewsMadiun.id - Indonesia berduka. Pray for Malang. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut korban tewas akibat tragedi Kanjuruhan sebanyak 129 orang. Kepada keluarga korban, Presiden menyampaikan duka cita yang mendalam atas tragedi kerusuhan usai pertandingan Arema FC vs Persebaya. Presiden memerintahkan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa untuk memonitor langsung korban luka yang dirawat di rumah sakit.
"Saya menyampaikan duka cita yang mendalam atas meninggalnya 129 orang saudara-saudara kita dalam tragedi sepak bola di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur," kata Jokowi secara virtual lewat Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (2/10/2022).
"Saya telah meminta Menteri Kesehatan dan Gubernur Jawa Timur untuk memonitor khusus layanan medis bagi korban yang sedang dirawat di rumah sakit agar mendapatkan pelayanan terbaik," tuturnya.
Jokowi juga memerintahkan kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, dan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Indonesia (PSSI), Mochamad Iriawan untuk melakukan evaluasi pelaksanaan pertandingan yang menyebabkan korban jiwa.
"Saya juga telah perintahkan kepada Menpora, Kapolri, dan Ketua umum PSSI untuk melakukan evaluasi menyeluruh tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya," katanya.
"Khusus kepada Kapolri, Saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan dilakukan," kata Jokowi.
Jokowi menyesalkan tragedi ini dan berharap menjadi tragedi kemanusiaan terakhir sepak bola di Tanah Air. "Saya menyesalkan terjadinya tragedi ini dan saya berharap ini adalah tragedi terakhir sepak bola di Tanah Air. Jangan sampai ada lagi tragedi kemanusiaan seperti ini di masa yang akan datang," katanya. "Sportivitas, rasa kemanusiaan, dan rasa persaudaraan bangsa Indonesia harus terus kita jaga bersama," kata Jokowi.
Editor : Arif Handono