Namun keluarga Ventocilla mengatakan dia ditangkap karena memiliki obat resep yang dia gunakan sebagai perawatan kesehatan mental. Keluarga Ventocilla menuduh bahwa polisi Indonesia melarang pengacara yang disewa oleh keluarga dan mahasiswa Harvard lainnya memasuki rumah sakit. Menurut keluarga tersebut, pasangan Ventocilla, Sebastían Marallano, tiba dengan penerbangan terpisah, tetapi ditahan tanpa tuduhan setelah mencoba membantu Ventocilla.
Keluarga tersebut mengeklaim bahwa Marallano juga dirawat di rumah sakit setelah ditahan polisi, dan polisi menuntut lebih dari USD200.000 untuk pemulangan pasangan itu. "Keluarga Ventocilla dan Marallano menuntut sistem peradilan Peru untuk menyelidiki dengan benar pelanggaran hak asasi manusia Rodrigo dan Sebastian dan untuk menjamin kebenaran, keadilan dan reparasi," tulis The Harvard Crimson, yang dilansir boston.com, Kamis (25/8/2022).
Dekan Harvard Kennedy Shool Douglas Elmendorf menulis dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu bahwa kampus berhubungan dengan keluarga dan mendukung seruan mereka untuk penyelidikan atas kematian Ventocilla.
“Kami kemarin menerima pernyataan dari keluarga Rodrigo dengan deskripsi mereka tentang keadaan yang sangat mengganggu seputar kematian Rodrigo—pernyataan yang berbicara tentang penangkapan dan penahanannya sebelum kematiannya, dan yang menyoroti haknya sebagai seorang pria transgender,” tulis dia. "Pernyataan dari keluarga Rodrigo menimbulkan pertanyaan yang sangat serius yang pantas mendapatkan jawaban yang jelas dan akurat." iNewsMadiun
Editor : Arif Handono