Khusus saat Tahun Baru Imlek di Taiwan suasananya lebih riuh dari biasanya.
Banyak orang antre di kios penjualan karcis lotere dan berbondong-bondong ke kuil untuk menghormati para dewa yang dianggap bisa menentukan keberuntungan pada tahun baru.
Para politisi juga termasuk di antara orang-orang ini. Mereka mengunjungi kuil serta mengambil batang kayu keberuntungan guna memperoleh gambaran apa yang bakal terjadi di masa depan untuk konstituen mereka—dan mereka sendiri.
Hasrat masyarakat Tionghoa pada keberuntungan
Stevan Harrell, profesor emeritus di bidang antropologi dari Universitas Washington, yang menulis mengenai konsep-konsep China mengenai nasib, menjelaskan bahwa hasrat tersebut berasal dari masa lalu.
"Kata bahasa Inggris 'luck' menyiratkan sesuatu yang acak. Namun dalam budaya China ada pemikiran bahwa segala sesuatunya tidak acak. Tidak ada konsep bahwa sesuatu muncul secara acak," jelas Harrell seperti dilansir dari BBC, Minggu (17/7/2022).
"Ada keyakinan pada keteraturan: ada semacam keteraturan di balik segala sesuatu," imbuhnya.
Liu Qiying adalah seorang pemuka kepercayaan Taoisme di Distrik Wanhua, Taipei, yang memimpin berbagai upacara di sejumlah kuil di Taiwan. Menurutnya, banyak orang secara tradisional meyakini prinsip sederhana: "tian zhuding" ("surga menentukan").
Dalam Taoisme, prinsip ini membangkitkan penjelasan kosmologi berdasarkan posisi relatif Jupiter dan belasan bintang dalam siklus orbit 12 tahunan.
Prinsip mengenai surga itu pula yang diyakini menentukan nasib setiap orang sehingga menjadi bahan telaah bagi banyak orang Tionghoa sekaligus para ahli nujum.
Di dunia politik, para kaisar China menggunakan keyakinan tersebut untuk melegitimasi kekuasaan, bahwa mereka mendapat mandat dari surga untuk menjaga ketertiban dan perdamaian untuk rakyat.
Jika ada keteraturan dalam segala sesuatu, apakah manusia bisa mempengaruhi nasib mereka? Menurut Liu, walau surga punya rencana untuk setiap orang di Bumi, ada pula keyakinan tradisional China bahwa "surga tidak pernah menutup semua pintu keluar", artinya selalu ada solusi.
Pemikiran bahwa kendali nasib seseorang bisa diambil alih, dengan berbagai macam cara, mungkin jauh lebih luar biasa ketimbang minat terhadap penerawangan masa depan serta keberuntungan.
Editor : Arif Handono