Tidak hanya itu, untuk menjatuhkan morilnya, Maulwi sempat dimasukkan ke dalam ruang tahanan yang berisi para penjahat kriminal. Sebelum akhirnya dipindah ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Nirbaya.
Di lapas ini, Maulwi ditahan bersama dengan Komandan Tjakrabirawa Brigjen Sabur, Komandan Detasemen Kawal Pribadi (DKP) Kompol Mangil dan rekan-rekan lainnya yang sama-sama dituding terlibat dalam gerakan kudeta tersebut.
Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga, selama menjalani masa tahanan Maulwi tidak pernah mendapatkan hak-haknya sebagai tentara seperti gaji dan tunjangan. Bahkan, barang-barang berharga miliknya ikut disita petugas. Beruntung, orang tuanya di Makassar masih hidup sehingga bisa membantu kehidupan keluarga Maulwi.
Editor : Arif Handono