KIEV, iNewsMadiun.id - Presiden Joko Widodo yang membawa misi perdamaian dalam rangka mengakhiri Perang Rusia-Ukraina tiba di Istana Maryinsky, Kiev. Jokowi disambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di pintu masuk Istana pada Rabu sore sekitar pukul 15.00 waktu setempat, 29 Juni 2022 Setelah penyambutan, kedua pemimpin negara tersebut masuk ke dalam Istana untuk melakukan sesi foto bersama dan dilanjutkan pertemuan tete a tete (pertemuan empat mata).
Pertemuan tersebut diharapkan membawa angin segar perdamaian dunia. Berbeda dengan Indonesia. Negara-negara lain malah memasok senjata ke Ukraina. Kendati dikhawatirkan hanya memperpanjang konflik dan kehancuran, negara-negara Barat terus saja memasok senjata untuk mendukung Ukraina dalam perang melawan Rusia. Berikut liputan negara yang ramai-ramai memasok senjata ke Ukraina yang dilansir SINDO SCOPE,
AS Bakal Pasok Senjata Canggih untuk Ukraina, Rusia Patut Waspada
Amerika Serikat (AS) dikabarkan telah membeli sistem pertahanan rudal permukaan-ke-udara jarak menengah-ke-jauh yang canggih untuk Ukraina. Hal itu dilaporkan sejumlah kantor berita pada Senin (27/6/2022), mengutip sejumlah orang yang akrab dengan informasi tersebut.
Associated Press (AP) mengutip satu sumber yang mengatakan senjata yang dimaksud adalah sistem rudal anti-pesawat NASAMS yang dikembangkan Norwegia. Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memang meminta NASAMS dikirim ke negaranya saat berbicara di parlemen Norwegia akhir Maret lalu.
Tak hanya NASAMS, dikatakan pula bahwa Washington akan memasok Kiev dengan amunisi artileri tambahan dan radar kontra-baterai.
Berita itu muncul ketika para pemimpin Grup Tujuh (G7), yang terdiri dari AS, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang, bertemu di Jerman untuk mengoordinasikan bantuan lebih lanjut ke Ukraina dan sanksi terhadap Rusia.
AS dan negara-negara NATO terus menyediakan senjata berat ke Ukraina, termasuk berbagai sistem rudal, pesawat tak berawak, dan kendaraan lapis baja, setelah Rusia meluncurkan operasi militernya di negara itu pada akhir Februari.
Editor : Arif Handono