JAKARTA, iNewsMadiun.id - Setelah viral nasi Padang rendang babi, netizen kini dihebohkan dengan nasi gurih Aceh dendeng daging babi yang dijual di sebuah gerai makanan di kawasan Muara Karang, Pluit, Jakarta Utara. Kuliner khas bumi Serambi Makkah tersebut ada juga ada yang dijajakan secara online.
Warganet menyoroti nama Aceh yang ditabalkan pada makanan tak halal tersebut, mengingat Aceh adalah provinsi yang menjalankan syariat Islam. Celakanya lagi warung tersebut tak mengumumkan menjual makanan non halal.
Muhammad Raji Firdana, wirausaha muda asal Aceh di Jakarta menceritakan pengalamannya bersama keluarga singgah di warung yang menjual nasi gurih dendeng babi di Muara Karang, Pluit saat mencari sarapan pagi.
Ia berbagi kisah itu melalui akun Facebook Muhammad Raji Firdana disertai dengan foto nasi gurih dendeng babi.
Mulanya Raji dan keluarga mendatangi warung nasi gurih Aceh (serupa nasi uduk) langganannya di Pluit, tapi ternyata hari itu tutup. Ia pun mencari opsi lain di Google.
"Singkat cerita, hasil dari gugling ketemu lah @nasi_uduk_aceh77 yg lokasi masih seputaran Pluit juga. Sambil buru-buru langsung ke lokasi pasar Muara Karang, pas sampe di lokasi kita ga curiga sama sekali karena brand yang dimunculinkan “Nasi uduk Aceh”, tapi pas ngeliat dendengnya punya warna yang unik dan beda dengan dendeng yang biasa kita liat di Aceh,” tulis Raji Firdana seperti dikutip Okezone, Senin (13/6/2022).
Raji penasaran lalu bertanya ke orang warung, tapi pertanyaannya malah tak digubris.
“Malah pelanggan di situ yang jawab, rupanya bener aja, dendeng yang dijual rupanya ga halal, dan berbahan dasar babi. “Seinget” saya malah karyawan disitu ada yang pake jilbab. Setelah itu kita langsung pulang dan cari sarapan di tempat lain,” ujar Raji.
Raji mengecam penabalan nama Aceh pada makanan tidak halal seperti nasi dendeng babi yang dijual warung terebut, mengingat Aceh sangat identik dengan Islam dan dapat kewenangan otonomi khusus dari pemerintah pusat untuk menjalankan hukum syariat Islam.
“Kita ga mempermasalahkan soal makanan babi atau semacamnya, karena kita semua punya HAK dan dilindungi , tapi perlu di garis bawahi juga, kalau Aceh juga punya Undang-Undang tersendiri terkait kekhususan Syariat Islam. saya pikir semua orang pasti tau kalau #MASAKANACEHHALAL, orang2 kalo mau kulineran masakan Aceh gaperlu ragu soal kehalalannya,” katanya.
“Jadi yang saya kritisi adalah brand Aceh yg muncul di produk tsb, tapi menjual makanan non Halal. Saya pikir kurang arif Masakan Aceh/ brand nama Aceh disandingkan dengan makanan non halal.
sekali lagi, saya lahir dan besar juga dilingkungan teman-teman non muslim. Jadi saya tidak mempermasalahkan usaha makanan non halal nya, tapi menempatkan nama ACEH yg identik dengan Keislamanan dan Kehalalannnya yg disandingkan dengan makanan non halal saya pikir kurang bisa diterima masyarakat Aceh khususnya.”
Editor : Arif Handono