MADIUN, iNewsMadiun.id - Adzan Maghrib Madiun dan sekitarnya, Jumat (24/3/2023) jatuh pada pukul 17.46 WIB. Itu artinya, umat Islam bisa segera berbuka puasa.Jadwal buka puasa dan imsakiyah juga bisa disimak pada artikel ini. Semoga jadwal imsakiyah ini menjadi teman pengingat dalam menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan 1444 Hijriah.
Ulama mengingatkan ada adab berpuasa yang bisa dilakukan untuk menambah kekhusyukan dan pahala di bulan suci Ramadhan. Melansir NU.or.id, Allamah Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad menjelaskan adab-adab berpuasa dalam kitab nya berjudul Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah sebagai berikut:
(وعليك) بتعجيل الفطور عند تيقن الغروب وتأخير السحور ما لم تخش الوقوع في الشك، وبتفطير الصائمين ولو على تمرات أو شربة من الماء؛ فإن من فطر صائماً كان له مثل أجره لا ينقص ذلك من أجره شيئاً، واجتهد أن لا تفطر ولا تفطر صائماً إلا على طعام حلال. (وعليك) بالتقليل من الأكل، وتناول الموجود من الحلال من غير إيثار للطيب الملائم، فإن مقصود الصوم كسر الشهوة، والاتساع في الأكل وقصد الطيبات لا يكسرها ولكنه يقويها ويهيجها.
Artinya: "Hendaknya Anda menyegerakan buka puasa ketika telah meyakini terbenamnya matahari. Mengundurkan waktu sahur selama Anda tidak merasa khawatir menjadi ragu (tentang terbitnya fajar atau belum). Biasakanlah pula memberi makan orang lain untuk berbuka puasa walaupun hanya berupa beberapa butir kurma atau bahkan seteguk air. Sebab siapa memberi makan untuk berbuka puasa kepada seseorang yang selesai berpuasa akan beroleh pahala yang setara dengan pahala orang yang berpuasa tersebut tanpa dikurangi pahalanya sedikit pun. Usahakanlah sungguh-sungguh agar Anda tidak berbuka puasa atau memberi makan untuk berbuka kecuali dengan makanan yang halal. Cukupkanlah dirimu dengan makan sedikit saja. Makanlah yang halal tanpa mengutamakan segala yang enak-enak atau lezat-lezat yang lebih sesuai dengan selera Anda. Tujuan puasa adalah mematahkan syahwat hawa nafsu, sedangkan memilih-milih yang lezat tidak mungkin mampu mematahkannya, bahkan akan menguatkannya serta membangkitkannya" (Sayyid Abdullah bin Alawi al-Haddad, Risâlatul Mu‘âwanah wal Mudhâharah wal Muwâzarah (Dar Al-Hawi, 1994, hal.111).
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait