Sepenggal Kisah Bung Karno dan Misteri Surat Wasiat Politik kepada Tan Malaka

Solichan Arif
Presiden Soekarno atau Bung Karno memiliki kekaguman tersendiri terhadap pemikiran politik Tan Malaka. (Foto: Istimewa)

Pembicaraan dalam pertemuan antara Bung Karno dan Tan Malaka itu sampai pada kesimpulan perlu dibuat surat yang menyatakan Tan Malaka sebagai pelanjut kepemimpinan perjuangan nasional.

Surat wasiat itu bertujuan untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia ketika pemimpin nasional yang ada terbunuh atau dibunuh. Sebab saat itu santer beredar kabar, Belanda yang membonceng Sekutu akan menangkap Soekarno dan Mohammad Hatta.

“Roda revolusi yang sudah mulai berputar hendaknya tetap diputar. Perlu pimpinan berlanjut,” tulis Deliar Noer dalam Mohammad Hatta Biografi Politik.

Pertemuan berikutnya dengan Tan Malaka melibatkan Bung Hatta. Bung Hatta lebih memperlihatkan sikap diam, sedangkan Bung Karno seperti kebiasaanya yang terbuka dan penuh antusias.

Bung Hatta sempat menawari jabatan menteri penerangan kepada Tan Malaka, tapi langsung ditolak. Dalam pertemuan tersendiri dengan Bung Karno, Bung Hatta kaget dengan langkah Soekarno terkait Testamen Politik Tan Malaka.

Surat wasiat hanya memperlihatkan ciri kepemimpinan feodal. Dia mengemukakan bahwa Soekarno telah bertindak terlalu jauh. Lagi pula Tan Malaka juga masih diragukan mampu menjaga kekompakan persatuan. Bung Hatta tegas menyatakan menolak menandatangani surat wasiat politik itu jika kepemimpinan nasional hanya diserahkan kepada satu orang, yakni Tan Malaka.

Untuk menyelamatkan muka Bung Karno yang telah berjanji membuat Testamen Politik, Bung Hatta menyarankan jumlah pewaris kepemimpinan nasional dalam surat wasiat diperbanyak sebagai satu tim, bukan satu orang.

Tim itu terdiri atas Tan Malaka yang mewakili golongan kiri. Kemudian Sutan Sjahrir mewakili golongan tengah kiri, Wongsonegoro wakil golongan kanan atau feodal dan Sukiman wakil golongan Islam. 

“Golongan-golongan penting dalam masyarakat diharapkan akan lebih mendukung kepemimpinan nasional bila pewaris itu diperlukan,” kata Hatta.

Pertemuan lanjutan digelar. Testamen Politik dengan isi sesuai saran Bung Hatta disodorkan. Tan Malaka menyatakan setuju. Karena Sukiman tidak berada di Jakarta, posisinya diwakili Iwa Kusumasumantri yang juga mengklaim bisa mewakili golongan Islam.

Editor : Arif Handono

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network