Sepenggal Kisah Bung Karno dan Misteri Surat Wasiat Politik kepada Tan Malaka

Solichan Arif
Presiden Soekarno atau Bung Karno memiliki kekaguman tersendiri terhadap pemikiran politik Tan Malaka. (Foto: Istimewa)

SURABAYA, iNewsMadiun.id – Persoalan kepemimpinan nasional muncul setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 dikumandangkan Soekarno-Hatta. Sukarni atau Soekarni, tokoh dibalik peristiwa Rengasdengklok, tiba-tiba mendesak Soekarno untuk tidak melanjutkan jabatan kepresidenan Indonesia. 

Sukarni mendatangi Wakil Presiden Mohammad Hatta. Kepada Bung Hatta, laki-laki kelahiran Garum, Kabupaten Blitar Jawa Timur yang dikenal bersepak terjang radikal itu, terang-terangan mengungkapkan pikirannya. Sukarni menilai Bung Karno tidak pantas lagi menjabat Presiden Republik Indonesia.

 

Ketidakpantasan itu timbul akibat pidato Bung Karno yang meminta rakyat tidak tersulut atas peristiwa tewasnya Jenderal Inggris (Sekutu) AWS Mallaby di Surabaya pada akhir Oktober 1945.

Peristiwa yang lantas membuat Sekutu mengultimatum arek-arek Surabaya untuk menyerah itu mendapat respons pidato Bung Karno yang intinya meminta rakyat Surabaya dan Indonesia pada umumnya, tetap tenang.

 

Permintaan tetap tenteram menghadapi ancaman Sekutu, bagi Sukarni tidak pantas diucapkan pemimpin revolusioner yang sedang berjuang. Kepemimpinan dalam situasi revolusi harus dijalankan secara revolusioner.

Tan Malaka lah, katanya (Sukarni) yang sesuai tuntutan revolusi dalam memimpin perjuangan,” kata Bung Hatta seperti dikutip Deliar Noer dalam buku Mohammad Hatta Biografi Politik.  

 

Apa yang didesakkan Sukarni kepada Bung Karno tidak terlepas dari peristiwa Testamen Politik Tan Malaka atau surat wasiat politik yang ditandatangani Soekarno-Hatta pada 1 Oktober 1945.

Peristiwa yang terjadi didahului peristiwa 25 Agustus 1945, yakni kehadiran Tan Malaka di rumah Ahmad Subardjo, Jakarta. Secara rahasia Tan Malaka kemudian bertemu Bung Karno di rumah dokter Soeharto atau Suharto, dokter pribadi Bung Karno.

 

Dalam artikel Sekitar Testamen Untuk Tan Malaka, Sayuti Melik mengatakan, Bung Karno yang menginginkan pertemuan itu. Sayuti Melik yang di awal masa revolusi 1945 menjadi pembantu dekat Bung Karno juga mengatakan, dalam pertemuan itu muncul inisiatif Testamen Politik yang datangnya juga dari Bung Karno.

Tan Malaka merupakan tokoh pergerakan yang dikagumi. Termasuk Bung Karno juga takjub dengan pandangan-pandangan politik Tan Malaka. Pikiran Tan Malaka sangat mempengaruhi tokoh-tokoh pemuda di Jakarta, terutama Sukarni, Chairul Saleh dan Adam Malik.

Editor : Arif Handono

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network