KYIV, iNewsMadiun.id - Rusia memberikan isyarat pihaknya mungkin akan menghentikan perangnya di seluruh Ukraina pada hari jumat. Moskow memberi isyarat hanya akan fokus mengendalikan Donbass, wilayah di Ukraina timur yang diakui Presiden Vladimir Putin sebagai negara merdeka.
Isyarat itu muncul setelah perang memasuki bulan kedua dan ketika Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengunjungi pasukan elite AS yang bertugas dengan NATO tepat di seberang perbatasan di Polandia.
Pada saaat yang bersamaan, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengusulkan evakuasi yang didukung secara internasional terhadap warga sipil yang terperangkap di kota Mariupol. Presiden Rusia Vladimir Putin telah memerintahkan invasi sejak 24 Februari untuk menghancurkan militer Ukraina dan menggulingkan presiden pro-Barat Volodymyr Zelensky, membawa negara itu di bawah pengaruh Kremlin.
Namun, Sergei Rudskoi, seorang jenderal senior Rusia seperti dikutip AFP, Sabtu (26/3/2022), memberi isyarat tentang pengurangan "tujuan utama" demi fokus mengendalikan Donbass yang sebagian sudah dikuasai oleh proksi Rusia.
Pernyataan mengejutkannya muncul ketika seorang pejabat Barat melaporkan bahwa seorang jenderal ketujuh Rusia tewas di Ukraina, yakni Letnan Jenderal Yakov Rezanstev. Pejabat itu juga mengatakan seorang kolonel Rusia telah sengaja dibunuh oleh orang-orangnya sendiri yang mengalami demoralisasi.
Memperumit tantangan Moskow, pasukan invasi kini menghadapi serangan balasan di Kherson, satu-satunya kota besar Ukraina di bawah kendali Rusia.
Saat mengunjungi Rzeszow, sekitar 80 kilometer (50 mil) dari Ukraina, Biden memuji perlawanan luar biasa Ukraina, membandingkan konflik itu dengan versi yang lebih besar dari penumpasan protes oleh rezim komunis China tahun 1989 di Lapangan Tiananmen.
Biden mengatakan kepada tentara dari Divisi Lintas Udara ke-82 bahwa perjuangan di Eropa timur merupakan "titik belok" bersejarah.
Editor : Arif Handono