get app
inews
Aa Text
Read Next : Jokowi Minta Buka Bersama Ditiadakan, Arahan untuk Pejabat Negara hingga Bupati/Walikota

Bursa Calon Kepala Otorita IKN Panas, Kalau Jokowi Pilih Ahok, Jangan Gatel Badannya

Rabu, 26 Januari 2022 | 20:55 WIB
header img
Ahok (Foto: iNews,id)

JAKARTA, iNewsMadiun.id -  Bursa calon kepala Otorita ibu kota negara (IKN) Nusantara mulai panas.  Salah satu kandidat yang disebut-sebut  bakal menjadi kepala otorita adalah mantan Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Komisaris Utama PT Pertamina ini adalah mantan duet Presiden Joko Widodo (Jokowi)  saat memimpin DKI Jakarta mulai 15 Oktober 2012 hingga 16 Oktober 2014.

Presiden Jokowi pada saat itu menjabat Gubernur DKI. Sedangkan Ahok menjabat wakil gubernur. Kepemimpinan Jokowi-Ahok dinilai berhasil mengubah wajah DKI Jakarta yang sebelumnya kusam dan kumuh di beberapa titik menjadi bersih, indah dan rapi. Berkat keberhasilannya, Jokowi lantas melaju Pilpres dan sukses menjadi Presiden RI. Setelah itu tampuk kepemimpinan DKI Jakarta berlanjut ke tangan Ahok.  

Apakah Jokowi akan memilih Ahok untuk menjadi Kepala Otorita IKN Nusantara?  Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin mengatakan bahwa Presiden Jokowi memiliki hak prerogatif dalam menentukan kepala otorita IKN Nusantara. Siapa pun yang dipilih Presiden Jokowi harus diterima. “Ya Presiden yang punya kewenangan memilih, menetapkan. Kan begitu perintah UU. Tidak boleh tidak harus terima. Kecuali dia punya kewenangan. Kan kewenangan mutlak ada pada presiden,” katanya saat dihubungi, Rabu (26/1/2022).

Dia mengatakan bahwa pada tahun 2020 Presiden Jokowi sempat menyebut berbagai nama. Di antaranya Mantan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mantan Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. 

Kemudian belakangan Presiden Jokowi juga menyebutkan kriteria kepala otorita yakni berlatar belakang engineer atau seorang insinyur, punya latar belakang sukses memimpin daerah, dan arsitek. Dia pun mencontohkan jika Jokowi pada akhirnya memilih Ahok maka tidak seharusnya ada pihak-pihak yang terganggu dan gatal.

“Nah kemudian kalau nanti Presiden kemudian memilih satu diantara kriteria yang beliau sebutkan, atau sebutlah beliau memilih Ahok. Kenapa mesti ada orang yang resah, gelisah, terganggu kalau Presiden memilih Ahok. Kan tidak rasional itu. Kalau nanti Presiden memilih Ahok kemudian kenapa orang pada gemes, pada gatel badannya. Kan lucu,” paparnya.iNews Madiun

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut