Dua hari sebelumnya, pasukan Putin menembakkan lebih dari 100 rudal dan drone yang melumpuhkan jaringan listrik untuk 10 juta orang di Ukraina. Rusia saat ini memiliki sekitar 4.000 hulu ledak nuklir yang dapat digunakan untuk memicu bencana global di Ukraina atau di tempat lain.
Presiden Vladimir Putin pernah berjanji untuk menggunakan segala cara yang dimilikinya untuk mempertahankan seluruh wilayah Rusia, termasuk beberapa wilayah Ukraina yang baru dicaplok. Sedangkan Ukraina mengeklaim telah membunuh lebih dari 80.000 tentara Rusia, banyak di antaranya telah tewas dalam beberapa pekan terakhir setelah serangan balasan Ukraina yang kuat yang membebaskan kota Kherson.
Serangan Rusia juga melanda pusat kota Dnipro dan wilayah Odesa selatan Ukraina untuk pertama kalinya dalam beberapa minggu dan menghantam infrastruktur kritis di wilayah timur laut Kharkiv dekat Izium, melukai tiga pekerja. Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak menyebut serangan terhadap target energi sebagai taktik naif dari para pecundang yang pengecut.
"Ukraina tidak diam atau bisu meskipun perang. Suaranya bercampur dan mengoceh secara permanen," tulis dia di Twitter. "Lagu kebangsaan, sirene serangan udara, misil mendesis dan menggedor kota-kota, generator berdengung, anak-anak menghentak dan berlomba [mencari keselamatan] di tempat perlindungan bom," lanjutnya.
"Tentara berbagi tawa dengan orang-orang yang mereka bebaskan. Lagu-lagu gembira di kota-kota yang tidak diduduki. Seperti inilah suara Ukraina sekarang," paparnya. "Seperti inilah kebebasan terdengar sekarang. Keras. Untuk seluruh dunia. Meski sakit. Meski menderita. Kami tidak akan menyerah. Kami tak terkalahkan."
Artikel ini telah diterbitkan di https://international.sindonews.com/read/945497/41/rusia-tembakkan-rudal-jelajah-simulasi-serangan-nuklir-tapi-ditembak-jatuh-ukraina-1668791502?showpage=all
Editor : Arif Handono