JAKARTA, iNewsMadiun.id – Jepang dikenal sebagai salah satu negara produsen otomotif terbesar di dunia. Beberapa merek popular lahir daro negeri Matahari terbit, sebut saja Toyota, Honda, Suzuki, Mitsubishi, Mazda dan sebagainya. Tapi, masyarakat Negeri Sakura malah jarang mengendarai mobil pribadi. Mereka ogah membeli motor atau mobil untuk akitivitas sehari-hari. Hal ini membuat Jepang sebagai salah satu negara yang jarang terjadi kemacetan.
Mayoritas penduduk yaang tinggal di kota-kota besar malah menjalani aktivitas mereka menggunakan transportasi umum. Kereta api menjadi andalan untuk pergi ke kantor, sekolah, atau universitas. Sebagian ada yang menggunakan bus atau bersepeda. Lantas, apa yang menyebabkan masyarakat Jepang jarang menggunakan mobil pribadi atau tak ingin membeli mobil? Dirangkum dari berbagai sumber berikut alasan penduduk di Negara Matahari Terbit jarang membeli mobil.
4 Alasan orang Jepang Jarang Beli Mobil
1. Biaya membuat SIM Mahal dan ketat
Dikutip dari Leasejapan, setiap orang yang ingin membeli mobil harus menunjukkan SIM, baik SIM Internasional maupun SIM Jepang yang masih berlaku. Namun, dilihat dari unggahan video pendek kanal YouTube YtCrash, biaya pembuatan SIM di Jepang sangat mahal. Seseorang yang ingin mengajukan pembuatan SIM di Jepang harus membayar 350.000 yen atau setara Rp36,7 juta. Itu juga belum menjamin lulus uji SIM.
2. Harus punya sertifikat lahan parkir
Berbeda dengan di Indonesia, membeli mobil di Jepang harus menunjukkan sertifikat lahan parkir. Hal ini untuk menunjukkan tempat di mana akan memarkirkan kendaraan bagi yang tinggal di apartemen. Hal ini diterapkan agar pemilik mobil tak sembarangan memarkirkan kendaraan di sembarang tempat, seperti di pinggir jalan, trotoar atau di jalan dengan lingkungan yang sempit.
3. Biaya parkir mahal
Dalam unggahan video pendek YtCrash, alasan lain masyarakat Jepang lebih memilih menggunakan transportasi umum untuk beraktivitas biaya parkir di sana sangat mahal, bisa mencapai 800 yen atau setara Rp84 ribu per jam. Sementara pengakuan Popik Montanasyah, Atase Perhubungan RI di Tokyo, Jepang, dalam laman Kementerian Perhubungan mengatakan parkir di trotoar diperbolehkan tapi memiliki batas maksimal 15-60 menit dengan biaya mulai dari 300 yen (Rp31 ribu).
4. Harga BBM mahal
Popik Montanasyah mengungkapkan harga BBM di Jepang sangat tinggi, Dikutip dari Statista, harga per liter BBM di sana mencapai 173,6 yen (Rp18.238). Jelas ini membuat masyarakat Jepang enggan menggunakan kendaraan pribadi. Ini membuat jalan-jalan di Jepang jarang sekali alami kemacetan karena jumlah kendaraan lalu lalang tidak banyak. Selain itu, kualitas udara di sana relatif lebih bersih karena tidak tercemar gas buang CO2 hasil dari pembakaran mesin kendaraan. Adapun bagi mereka yang sudah berkeluarga, mobil hanya digunakan di hari libur atau week end.
Itu tadi 4 alasan orang Jepang jarang beli mobil. Semoga menjadi inspirasi bagi kita untuk menghemat energi.
Artikel ini telah tayang di www.inews.id dengan judul " 4 Alasan Orang Jepang Jarang Beli Mobil, Bikin Kaget Harga Buat SIM di Sana Rp36,7 Juta ", Klik untuk baca: https://www.inews.id/otomotif/mobil/4-alasan-orang-jepang-jarang-beli-mobil-bikin-kaget-harga-buat-sim-di-sana-rp367-juta/all.
Editor : Arif Handono