Seperti yang disampikan Bu Risma (Mensos) sebanyak 20,67 juta, 30 persen masyarakat termiskin, sedangkan yang disalurkan dari Menaker sebanyak 16 juta masyarakat atau 50 persen masyarakat ekonomi terbawah,” ujarnya.
Dalam jumpa pers yang dipimpin Presiden Joko Widodo alias Jokowi, pemerintah mengakui 70 persen lebih subsidi BBM dinikmati oleh kelompok masyarakat terbilang mampu. Seharusnya subsidi itu, kata Jokowi, diprioritaskan untuk masyarakat yang kurang mampu.
"Mestinya uang negara itu harus diprioritaskan untuk memberikan subsidi kepada masyarakat yang kurang mampu," ucap Jokowi.
Dia mengaku sebenarnya tidak mau menaikkan harga BBM. Dia telah berupaya sekuat tenaga untuk melindungi rakyat dari gejolak harga minyak dunia.
"Saya sebetulnya ingin harga BBM di dalam negeri tetap terjangkau dengan memberikan subsidi dari APBN tetapi anggaran subsidi dan kompensasi BBM tahun 2022 telah meningkat tiga kali lipat dari 152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan itu akan meningkat terus," tuturnya.
Kenaikan harga BBM, kata Jokowi, merupakan keputusan tersulit yang diambil. Menurutnya, dinaikkannya BBM merupakan jalan terakhir bagi pemerintah.
iNewsMadiun
Editor : Arif Handono