Gus Dur angkat bicara. “Ini sebetulnya diskusi sepele, ini soal bungkus dan isi. Kesepakatan kita adalah isi, deklarasi itu bungkusnya, “ kata Gus Dur.
“Sebetulnya dalam banyak hal isi lebih penting daripada bungkus. Contohnya, bra. Isinya lebih penting daripada bungkusnya,” tambah Gus Dur.
Semua orang seketika tertawa. Raja Qatar yang semula mendengarkan sambil memainkan kertas, sontak tertawa ngakak dan refleks melemparkan kertas di tangannya.
Raja Qatar itu kemudian berdiri, mendekati Gus Dur. “Maaf, Pak Presiden,” katanya. “Saya terbawa perasaan”.
Bagi Gus Dur, lelucon berkhasiat menyehatkan pikiran.
“Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat,” kata Gus Dur seperti dikutip dari buku “Menghidupkan Gus Dur, Catatan Kenangan Yahya Cholil Staquf”.
iNewsMadiun
Editor : Arif Handono