PASURUAN, iNewsMadiun.id - Bagi Umat Islam, terlahir menjadi seorang Muslim adalah sebuah anugerah terbesar dari Allah Subhanahu wa ta'ala. Namun, ada juga beberapa mualaf yang harus melewati banyak rintangan hingga akhirnya bisa memeluk Islam.
Salah satunya dialami ibu guru Naning. Ia merupakan mualaf asal Mojokerto yang kini tinggal di Pasuruan bersama sang suami Pak Karto.
Jauh sebelum menjadi seorang mualaf, ketika masih kecil Bu Naning hanyalah seorang gadis kecil lugu. Tiba-tiba dia mendapat sebuah petunjuk kecil tentang agama Islam.
Bak bernostalgia, Bu Naning yang berprofesi sebagai guru ini mulai membuka cerita saat dirinya tengah diajak ke rumah ibadah agamanya dulu oleh temannya.
Saat sesi ceramah di rumah ibadah tersebut, Bu Naning sempat dibuat bingung karena sang pemuka agama bercerita soal sesosok nabi. Nabi tersebut ialah Ahmad atau dikenal kaum Muslimin sebagai sosok Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
"Saya masuk Islam itu justru karena saya diajak teman saya ke rumah ibadah. Dari situ saya mendengar ceramah bahwa akan lahir seorang nabi yang namanya Ahmad," ujar Bu Naning, dinukil dari kanal YouTube Mualaf Center Aya Sofya, Sabtu (27/8/2022).
Lantas, untuk menjawab rasa penasarannya, Bu Naning mulai mencari tahu tentang sosok Nabi Ahmad yang disampaikan dalam ceramah tersebut.
Singkat kata ketika di sekolah, dia iseng bertanya kepada salah satu temannya yang merupakan Muslim. Bu Naning bertanya tentang sosok Nabi mereka sebagai seorang Muslim.
Dari seluruh teman Muslimnya yang telah ditanya, Bu Naning akhirnya mendapat jawaban bahwa Nabi orang Islam adalah Muhammad.
"Saya kembali lagi ke sekolah, tanya ke banyak teman, tidak hanya satu teman. Saya tanya, terus dijawab teman saya, nabiku Muhammad," ungkap Bu Naning.
Meski telah mendapat jawaban atas pertanyaannya, Bu Naning masih merasa ada yang mengganjal dari jawaban teman-temannya yang Muslim itu.
Namun karena keingintahuannya yang besar, salah seorang temannya yang Muslim pun membeberkan lebih jauh soal Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
"Muhammad itu siapa, apa enggak keliru namanya Ahmad? Saya tanya itu ke teman saya, kebetulan teman saya itu memahami. Akhirnya saya malah diberi cerita bahwa itu Nabi Muhammad pada waktu lahir ada namanya Ahmad dan sebagainya," tuturnya.
Meskipun telah mendapat pemaparan tentang sosok Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam, Bu Naning masih belum yakin. Oleh karena itu, dia memutuskan menemui seorang guru agama Islam di sekolahnya. Ia pun mulai belajar banyak tentang Islam dari beliau.
"Mungkin sudah jalan saya masuk Islam, Allah membimbing saya menghadap kepada guru agama Islam waktu itu. Saya minta izin untuk mengikuti kegiatan pembelajaran agama Islam. Dari situ guru ini malah sering panggil saya ke rumah dan saya banyak tanya di situ," paparnya.
Bu Naning juga meyakini keputusannya menjadi seorang Muslimah memiliki banyak dasar. Tidak hanya menelan mentah-mentah ajaran Islam, ia juga sempat menyelisik lebih jauh terkait isi ajaran umat non-Muslim di dalam kitabnya dengan isi ajaran umat Islam di dalam Alquran terkait sosok Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wassallam.
"Saya juga sudah belajar sedikit agama Islam bahwa Muhammad itu juga utusan Allah, berarti kan sama-sama utusan, bukan Tuhan, dari situ bergejolak hati saya kan," ungkapnya.
Meski begitu, banyak rintangan yang harus dilalui Bu Naning dalam perjalanannya mempelajari Islam. Salah satunya tentangan dari keluarganya yang mayoritas non-Muslim. Dia pun saat itu dianggap telah murtad.
Bahkan, Bu Naning mengaku pernah mendapat siksaan dari kakak pertamanya karena mengetahui dirinya yang sedang mempelajari agama Islam.
"Jadi kakak pertama saya itu setelah mengetahui saya belajar agama Islam, ditempelenglah saya, bahkan pernah sampai pingsan. Kalau ketahuan saya belajar tentang agama Islam di dalam kamar itu, kamar saya didobrak," ceritanya.
Guna menghindari kemarahan sang kakak, Bu Naning mengaku saat itu sampai ke rumah temannya untuk menunaikan sholat.
Meski begitu, dia bersyukur di usianya yang kini telah senja telah menjadi seorang Muslim. Apalagi, selama perjalanannya untuk memeluk agama Islam, Bu Naning dipertemukan oleh sang suami yakni Pak Karto yang merupakan seorang Muslim taat.
Sehingga, perjalanan beratnya untuk menjadi seorang mualaf jauh lebih mudah karena bantuan dan dukungan besar dari sang suami tercinta.
Allahu a'lam bisshawab.
Editor : Arif Handono