Bogor yang terkenal akan talasnya menjadi inspirasi Rizka untuk membuat kuliner berbahan dasar talas, hingga lahirlah lapis talas Bogor. Di kampung halaman Rizka sendiri ada lapis Surabaya, hal ini juga menjadi sumber ide Rizka untuk menciptakan lapis Bogor.
Bermodalkan uang sebesar Rp500.000, serta meminjam alat pembuat kue dari mertua, Rizka bersama suami mulai merintis usaha lapis talas Bogor.
Bermula dari pemasaran kecil ke orang sekitar hingga ke pameran-pameran dari pemerintahan, kini Lapis Bogor Sangkuriang sudah menjadi sangat besar. Rizka dan suaminya bahkan berhasil mendirikan pabriknya sendiri.
Saat ini karyawan Lapis Bogor sudah mencapai 1.000 orang. Per harinya, mereka bisa memproduksi sekitar 3.000 loyang lapis talas Bogor.
Sejak Lapis Bogor Sangkuriang berdiri, lapis Bogor sudah menjadi ikon bagi kota tersebut. Setiap pelancong yang datang ke Bogor seringkali menjadikan kue berbahan talas ini sebagai oleh-oleh.
Pada 2020, omzetnya mencapai Rp46 miliar. Hal ini belum ditambah dengan produk diferensiasi lainnya seperti Lapis Kukus Surabaya di Surabaya yang berdiri pada 2015, serta Bakpia Tugu Kukus di Yogyakarta dan Bolu Susu Lembang di Bandung yang berdiri pada 2017.
Pencapaian mereka sekarang tidak lepas dari perjuangan yang gigih dan tidak putus asa, selain itu kepandaian melihat peluang juga menjadi salah satu kunci sehingga mereka mampu melewati segala ujian yang dihadapi.
iNewsMadiun
Editor : Arif Handono