Reuters melaporkan keputusan itu tidak menyebutkan nama investor, namun mencakup hampir semua proyek keuangan dan energi besar di mana investor asing masih memiliki saham, termasuk proyek minyak dan gas Sakhalin-1.
Pada Kamis (4/7/2022), perusahaan minyak Rusia, Rosneft (ROSN.MM), menyalahkan Exxon Mobil karena penurunan produksi di kelompok ladang Sakhalin-1, setelah perusahaan energi utama AS itu mengatakan sedang dalam proses mentransfer 30 persen sahamnya "ke pihak lain".
Secara terpisah, sebuah keputusan pemerintah yang ditandatangani pada 2 Agustus 2022 memberikan waktu selama satu bulan kepada investor asing di proyek gas alam cair (LNG) Sakhalin-2 untuk mengklaim saham mereka di entitas baru yang akan menggantikan proyek yang ada.
Investor asing yang dimaksud adalah Royal Dutch Shell, Japan Mitsui & Co (8031.T) dan Mitsubishi Corp (8058.T). Keputusan baru itu, tidak mencakup proyek Sakhalin-2.
Pada Kamis (4/8/2022), sebelum larangan penjualan saham dikeluarkan Kremlin, Exxon mengatakan telah membuat kemajuan yang signifikan untuk keluar dari bisnis Sakhalin-1 dan prosesnya sangat kompleks.
"Sebagai mantan operator, Exxon memiliki kewajiban untuk memastikan keselamatan orang, perlindungan lingkungan dan integritas operasi," kata juru bicara Exxon, Casey Norton.
Shell dikabarkan sedang mencari opsi untuk menarik diri dari proyek sementara pemerintah Jepang menegaskan kembali keinginannya agar perusahaan Jepang mempertahankan saham mereka di sana.
UniCredit Italia (CRDI.MI) dan Intesa (ISP.MI), grup AS Citi dan Raiffeisen Austria (RBIV.VI) terus mencari opsi untuk keluar dari Rusia, sementara yang lain seperti Societe Generale (SOGN.PA), (ROSB. MM) dan HSBC telah menemukan jalan keluar.
Citigroup menolak berkomentar, tetapi dikabarkan sedang dalam pengajuan akan terus mengurangi operasi dan eksposur ke Rusia. Citigroup telah berhenti meminta bisnis baru atau klien baru di Rusia.
Citigroup mengungkapkan sekitar 8,4 miliar dolar AS dalam eksposur Rusia pada 30 Juni 2022. Eksposur meningkat karena kenaikan nilai rubel.
iNewsMadiun
Editor : Arif Handono