Untuk pertunjukan tersebut, tentu saja Jansen dan kedua adiknya harus mempelajari berbagai macam pelatihan akrobat. Mereka harus berlatih handstand selama minimal 45 menit setiap harinya.
Beberapa kali akrobat tersebut menghadirkan artis terkenal hingga hewan sirkus untuk menarik penonton. Seiring berjalannya waktu, nama akrobat tersebut kemudian diganti menjadi Oriental Circus Indonesia.
Jansen dan kedua adiknya secara suka rela membantu ayahnya untuk mempersiapkan segala keperluan sirkus dan akrobat seperti melatih satwa, menyediakan konsumsi, menjahit tenda, mengangkat peralatan, dan mengurus perizinan.
Namun pada tahun 1970, saat Indonesia mengalami masa-masa ekonomi sulit, keluarga Manangsang menghadapi kendala untuk pengelolaan dan pendanaan untuk menghidupi ratusan ekor satwa.
Hadi kemudian memutar otak dan mencetuskan ide untuk membuat kebun binatang. Hal ini, bertujuan agar saat musim hujan dan sirkus tidak berjalan, Hadi dan ketiga anaknya dapat mengembangbiakkan satwa mereka dan para karyawan tetap memiliki pekerjaan.
Dia juga berharap para pengunjung dapat melihat satwa dan ikut peduli terhadap satwa serta lingkungan. Mereka pun mendirikan kebun binatang yang kemudian bertransformasi menjadi Taman Safari Indonesia.
Editor : Arif Handono