Dia mengatakan adanya lubang ozon merupakan tanda terjadinya penipisan laposan ozon. Hal itu akan menyebabkan peningkatan radiasi UV di permukaan tanah, yang dapat meningkatkan risiko kanker kulit dan katarak pada manusia. Selain itu akan terjadi pelemahan sistem kekebalan manusia, menurunkan produktivitas pertanian, dan berdampak negatif pada organisme dan ekosistem perairan yang sensitif. Seperti halnya lubang ozon kutub, sekitar 80% dari nilai ozon normal ditemukan terkuras di tengah lubang ozon tropis. Laporan awal menunjukkan tingkat penipisan ozon di wilayah khatulistiwa sudah membahayakan populasi besar dan radiasi UV terkait yang mencapai wilayah ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Baca juga : Cara Mengemudi Mobil di Jalan Sempit agar Body Mobil Tetap Mulus Seperti Baru Qin Bing Lu mengatakan lubang ozon tropis dan kutub memainkan peran utama dalam mendinginkan dan mengatur suhu stratosfer. Dia mengatakan temuan itu terbukti penting untuk lebih memahami perubahan iklim global. "Penemuan ini membutuhkan studi lebih lanjut tentang penipisan ozon, perubahan radiasi UV, peningkatan risiko kanker, dan efek negatif lainnya pada kesehatan dan ekosistem di daerah tropis," kata Lu. Sebelumnya, medio 1970-an beberapa penelitian menemukan adanya penipisan lapisan ozon yang disebabkan oleh radiasi ultraviolet matahari. Penipisan terjadi diduga karena bahan kimia industri, terutama klorofluorokarbon (CFC). Penemuan lubang ozon Antartika tahun 1985 mengkonfirmasi penipisan ozon yang disebabkan oleh CFC.iNewsMadiun
Editor : Arif Handono