get app
inews
Aa Read Next : Ini Dia 12 Kampung Tematik Kota Madiun, Ada Sport Centre hingga Peceland

Wanita Tersubur Dunia Saat Ini, Ibu Ini Sudah Lahirkan 44 Anak pada Usia 40 Tahun

Selasa, 28 Juni 2022 | 03:35 WIB
header img
Mariem Nabatanzi dan anak-anaknya. Wanita Uganda tersebut telah melahirkan 44 anak pada usia 40 tahun. Foto/REUTERS/Sindonews

KAMPALA,iNewsMadiun - Wanita tersubur dunia saat ini barangkali ibu asal Uganda. Saat berusia 43 tahun, ibu ini sudah melahirkan 44 anak hingga di usia 40 tahun. Lantaran sudah melahirkan anak sebanyak itu, Mariem Nabatanzi dianggap sebagai Ibu paling produktif. Dia mengalami kondisi langka. Dokter memperingatkan bahwa dia bisa menderita masalah kesehatan yang parah jika dia berhenti melahirkan. Mariem Nabatanzi juga telah diberitahu bahwa tidak ada metode keluarga berencana (KB) yang akan berhasil untuknya. Dia telah melahirkan empat pasang anak kembar, lima anak kembar tiga, dan lima anak kembar empat.

Hanya sekali dia melahirkan seorang anak tunggal. Melahirkan Enam dari anaknya meninggal. Yang menyedihkan, sang suami meninggalkannya dan melarikan diri dengan semua uang keluarga, meninggalkan Mariem dengan 38 anak—20 laki-laki dan 18 perempuan—untuk dibesarkan seorang diri. Mariem dinikahkan ketika dia baru berusia 12 tahun setelah orang tuanya menjualnya. Segera setelah itu, dia hamil dan melahirkan anak pertamanya pada usia 13 tahun. Tingkat kesuburannya jauh lebih tinggi dari rata-rata wanita Uganda, yang menurut Bank Dunia adalah 5,6 anak per wanita.

Tingkat kesuburan Mariem juga lebih dari dua kali lipat rata-rata wanita dunia, yakni 2,4 anak. Tapi Mariem—dijuluki "Mama Uganda"—segera menyadari bahwa dia tidak seperti wanita lain. Ketika dia terus memiliki anak kembar, kembar tiga, dan kembar empat, dia pergi ke klinik kesehatan. Dokter mengatakan kepadanya bahwa dia memiliki ovarium besar yang tidak normal yang menyebabkan kondisi yang disebut hiperovulasi. Dia diberi tahu bahwa alat kontrasepsi tidak akan berfungsi, dan kemungkinan akan menyebabkan masalah kesehatan yang parah. Perawatan memang ada untuk hiperovulasi, tetapi sulit didapat di wilayah pedesaan di Uganda.

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut