MOSKOW, iNewsMadiun.id - Jelang kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke pada akhir Juni 2022 ini, intensitas serang Rusia ke Ukraina seolah meningkat. Rusia luncurkan rentetan serangan rudal ke Ukraina pada Sabtu pagi, meningkatkan permusuhan sehari setelah pasukan Ukraina mundur dari kota Severodonetsk yang diperangi. Ketika invasi skala penuh Rusia ke Ukraina memasuki bulan kelima, gubernur regional melaporkan serangan di pangkalan militer di wilayah Lviv barat Ukraina, di Zhytomyr barat Kyiv, dan Chernihiv barat laut ibukota.
Para pejabat mengatakan beberapa rudal dicegat oleh sistem pertahanan darat-ke-udara. Klaim militer Ukraina dan Rusia tidak dapat diverifikasi secara independen. Laporan awal tidak menunjukkan bahwa ada banyak korban, tetapi Mykhailo Podolyak, seorang penasihat dalam pemerintahan presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, mengatakan sasaran sipil telah terkena. “48 rudal jelajah Rusia. Malam hari. Di seluruh Ukraina,” kata Podolyak dalam sebuah tweet.
“Rusia masih berusaha mengintimidasi Ukraina, menyebabkan kepanikan dan membuat orang takut dengan monster Z,” tambahnya, merujuk pada penggunaan huruf Z sebagai penanda beberapa pasukan invasi Rusia seperti dikutip dari Financial Times, Minggu (26/6/2022). Rusia sebelumnya telah menembakkan rudal permukaan-ke-permukaan Iskander dari Belarusia yang bersekutu dengan Kremlin, dan intelijen militer Ukraina mengatakan serangan hari Sabtu semuanya ditembakkan dari wilayah Belarusia.
Itu termasuk 12 rudal jelajah yang diluncurkan oleh pembom Tu-22M3 Rusia dari wilayah udara Minsk, pertama kali ini terjadi menurut Kiev. “Serangan rudal hari ini, semuanya, dilakukan semalam dari wilayah Belarusia. Dari udara dan darat,” kata Brigadir Jenderal Kyrylo Budanov, kepala intelijen pertahanan Ukraina. "Moskow sekali lagi memprovokasi kami untuk menyerang Belarusia untuk menciptakan dalih bagi Presiden Belarusia Alexander Lukashenko untuk bergabung dengan invasi Rusia," ujar Budanov.
Editor : Arif Handono