Kegemaran memburu hantu ini sebenarnya tidak terlepas dari kesuksesan film layar lebar berjudul Ghostbusters. Film komedi supranatural produksi Hollywood ini dirilis pada tahun 1984. Film ini disutradarai oleh Ivan Reitman dan dibintangi antara lain oleh Bill Murray, Dan Aykroyd, Sigourney Weaver, Harold Ramis, Rick Moranis, dan Ernie Hudson.
Secara singkat dikisahkan, tiga orang peneliti paranormal diberhentikan dari pekerjaannya lantaran mereka melihat hantu secara langsung. Ketiganya kemudian mendirikan jasa pengusir hantu atau Ghostbusters. Setelah cukup lama mengalami keadaan kritis tanpa klien dan hampir kehabisan modal, mereka akhirnya disewa oleh sebuah hotel untuk menyelidiki penampakan hantu. Di hotel itu, mereka berhasil menangkap hantu pertama mereka dan memenjarakannya dalam mesin yang disebut "containment unit," terletak di lantai bawah tanah. Kepopuleran Ghostbusters semakin meningkat bersama keberhasilan mereka mengatasinya. Film Ghostbusters tergolong sukses hingga dibuat sekuelnya bahkan diproduksi pula serial kartunnya.
Harus diakui, memburu hantu memang menakutkan. Meskipun demikian, segala sesuatu berbau hantu selalu membuat banyak orang penasaran. Keberadaan hantu pun selalu menimbulkan berbagai pertanyaan. Benarkah hantu itu ada ?
Hantu atau dikenal juga sebagai makhluk halus sudah sejak dulu dipercaya keberadaannya. Disebut makhluk halus karena wujud mereka memang berbeda dengan manusia yang bisa terlihat oleh mata biasa.
Hantu hidup dalam dimensi maya. Mereka dapat menerobos masuk ke dalam dunia manusia, sedangkan manusia tak mampu menerobos ke dunia hantu. Namun, anehnya, ada pendapat manusia yang telah mati bisa menjadi hantu.
Hal ini terjadi karena hantu dianggap berasal dari roh manusia yang telah mati, terutama orang-orang yang semasa hidupnya di dunia selalu berbuat keonaran dan kejahatan.
Namun yang pasti, hantu adalah hantu. Boleh jadi, asal-usul mereka tak ada hubungannya dengan manusia. Mereka berasal dari komunitas dan ras tersendiri. Mereka adalah ras jin tingkat rendah yang memang senang mengintervensi kehidupan manusia. Inilah anggapan yang paling populer.
Dengan pengetahuan yang dimilikinya, ada orang yang mengaku dapat menerobos dunia hantu, bahkan mampu mengendalikan hantu itu untuk sesuatu kepentingan tertentu. Tetapi ada juga orang-orang yang secara tidak sengaja pernah melihat, atau bahkan diteror hantu.
Kedua fakta tersebut akhirnya menjadi padu dan menimbulkan daya tarik. Pihak yang merasa diteror hantu menjadi resah, sedangkan pihak yang memiliki kemampuan mengendalikan hantu menawarkan solusi untuk menghilangkan keresahan tersebut.
Nyatanya, memang banyak orang yang merasa resah akibat gangguan hantu. Mereka ada di mana saja. Di kota atau di pelosok desa terpencil. Anehnya, masyarakat di perkotaan yang notabene hidup dalam kebisingan, justeru paling banyak dilanda teror hantu. Sosok-sosok maya itu bisa mendiami rumah, pabrik, atau kantor. Ini ditandai dengan kejadian-kejadian aneh yang bahkan seringkali terekam kamera CCTV. Mereka yang merasa diteror oleh hantu akhirnya meminta bantuan orang-orang yang ahli dalam masalah perhantuan, dengan maksud memburu dan mengusir si hantu sialan itu.
Benarkah hantu dapat diburu, diusir, bahkan dipenjarakan sebagaimana digambarkan dalam film Ghosbusters? Berdasarkan data dan fakta, hal ini sangat mungkin dilakukan. Tetapi caranya yang kemudian menjadi kontroversial.
Hantu bisa ada di mana saja. Namun, apa jadinya jika kita menjadi demam hantu. Demam dalam arti dilanda penasaran terhadap sosok-sosok hantu. Bahkan menjadi tontonan yang selalu menggoda. Hantu ditakuti, diburu, tetapi juga dinikmati melalui tontonan.
Aktifitas memburu hantu menjadi semakin popular dengan munculnya film layar lebar berjudul Paranormal Activity yang dirilis tahun 2007. Film ini yang kemudian memancing animo masyarakat di berbagai belahan dunia untuk melakukan aktifitas layaknya pemburu hantu. Mereka mendatangi tempat-tempat seram atau rumah yang disinyalir ada hantunya, sambil membawa kamera ponsel atau handycam. Mereka berharap dapat bertemu hantu dan merekamnya. Hasil rekaman itu kemudian di upload dan disharing di media sosial seperti YouTube, facebook dan lain-lain.
Persoalannya adalah, apakah manfaat yang bisa dipetik dari aktifitas memburu hantu semacam itu? Tentu saja ada banyak jawaban yang muncul. Sebagian ada yang menilai itu hanya keisengan belaka tanpa ada maksud apapun. Sebagian yang lain menilai aktifitas itu bermanfaat untuk mengetahui seluk beluk dunia perhantuan.
Misalkan, ada penghuni rumah yang sering merasa terganggu dengan adanya gangguan hantu di rumahnya. Lalu pemilik rumah menghubungi orang-orang tertentu yang memiliki hobi berurusan dengan hantu. Mereka bekerjasama saling bahu membahu untuk mengetahui sosok hantu di rumah itu. Setelah itu mereka berupaya mengusirnya atau memindahkan hantu itu ke tempat lain.
Cara mengusir hantu inilah yang sebenarnya menjadi persoalan. Adakalanya, proses mengusir hantu melalui cara-cara yang tidak sesuai dengan syariat agama. Cara jahiliyah semacam ini malahan mengusir hantu yang lama dan menggantinya dengan hantu yang baru. Tentu saja menjadi sia-sia proses pengerjaan mengusir hantu.
Cara terbaik mengusir hantu, tentu saja, harus sejalan dengan syariat agama. Cara paling efektif dalam hal ini adalah membacakan surat Al-Baqarah. Ini berdasarkan hadis dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Jangan kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim , At-Turmudzi )
Sahabat Ibnu Mas’ud mengatakan: “Sesungguhnya setan, apabila mendengar surat Al-Baqarah dibacakan dalam rumah, maka dia akan keluar dari rumah itu.” (HR. Ad-Darimi, At-thabrani ).
Editor : Arif Handono