JAKARTA, iNewsMadiun.id - Aktivis, elite politik, hingga tokoh agama pada order baru banyak yang dikuntit oleh intel guna mendeteksi pergerakan orang-orang yang dianggap berseberangan dengan pemerintah.
Kisah kiai menghadapi intelijen pemerintah Orde Baru ditulis oleh Rijal Mumaziq dalam tulisan Strategi Kontra Intelijen Para Kiai dilansir Okezone, Minggu (8/5/2022). Salah satu ulama yang dikenal kritis terhadap jalannya pemerintahan adalah KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.
Di zaman Orde Baru, Gus Dur sebagai Ketua Umum PBNU sering dikuntit intel pemerintah karena Gus Dur tergolong tokoh yang kritis terhadap pemerintah. Gus Dur berdoa semoga tidak benar-benar dihabisi oleh rezim saat itu.
Pada Muktamar NU di Situbondo, di mana NU memutuskan kembali ke khittahnya, para intel berkeliaran di arena muktamar, bahkan para agen pemerintah menyusup masuk ke ruang-ruang sidang, memata-matai setiap pembicaraan para kiai.
Dalam sebuah rapat penting yang dihadiri oleh para kiai yang membahas tentang Pancasila, tiba-tiba Gus Dur meminta KH. Prof. Tolchah Mansoer dan KH. Achmad Siddiq agar memimpin sidang dan berpidato menggunakan bahas Arab.
Kiai Tolchah dan Kiai Achmad yang belum paham sepenuhnya maksud Gus Dur segera memimpin rapat menggunakan bahasa Arab. Rapat berjalan mulus karena, tentu saja, para kiai yang hadir memahami bahasa Arab sepenuhnya.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait