TAWANAN PERANG PERTAMA
Dua tentara Rusia telah ditangkap oleh tentara Ukraina , menurut Tim Intelijen Konflik (CIT),kelompok penyelidik yang berbasis antara Rusia dan Ukraina. CIT memposting gambar dua orang pada hari Kamis (24/2/2022) di halaman Twitter-nya dan menunjukkan senjata yang diduga dimiliki oleh tentara tersebut. "Petugas Pers Angkatan Bersenjata Ukraina Anatoliy Shtefan telah menerbitkan foto-foto dari apa yang tampak seperti tentara Rusia yang ditangkap," bunyi keterangan itu menurut terjemahan dari Google seperti dikutip dari Newsweek.
Tentara yang tidak disebutkan namanya dalam gambar itu tampaknya tidak mengalami cedera serius. Gambar lain menunjukkan senjata yang tampaknya dimiliki para tahanan. Ini termasuk beberapa peluru amunisi, pisau, dan senjata.
Penelitian CIT telah dikutip secara luas dalam beberapa bulan terakhir, termasuk oleh para ahli dari nirlaba CNA, sebuah wadah pemikir yang memberi nasihat kepada militer Amerika Serikat (AS), menurut laporan ABC News. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina, Oleg Nicolenko, juga men-tweet gambar para tentara tersebut. "Panglima Angkatan Bersenjata Ukraina Valeriy Zaluzhny: 'Militer Ukraina telah menangkap tahanan, dua tentara Rusia UNIT 91701 dari resimen infanteri bermotor Yampol," tweet Nikolenko.
ia menindaklanjuti tweet ini dengan menyatakan Rusia menderita kerugian dalam invasi ini. “Musuh menderita kerugian. Empat tank Rusia telah dibakar di jalan lingkar Kharkiv,” tweetnya. "Pasukan Rusia menyerbu perbatasan di wilayah Zhytomyr. Peralatan militer musuh telah menyeberang di pos pemeriksaan Vilcha, militer (Ukraina) dan penjaga perbatasan menerima pertempuran. #RussiainvadedUkraine," sambungnya. Kementerian Luar Negeri Ukraina juga mengeluarkan siaran pers pada hari Kamis, menyusul invasi pasukan Rusia.
"Atas permintaan Kepala Negara, Kementerian Luar Negeri Ukraina telah memulai prosedur untuk memutuskan hubungan diplomatik sesuai dengan norma-norma yang ditetapkan oleh hukum internasional," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan. "Negara kami mengambil langkah ini sebagai tanggapan atas tindakan agresi militer oleh Federasi Rusia terhadap Ukraina," sambung pernyataan itu. "(Menanggapi) invasi Angkatan Bersenjata Rusia untuk menghancurkan negara Ukraina dan penyitaan secara paksa wilayah Ukraina dengan maksud untuk membangun kontrol pendudukan," bunyi pernyataan itu. Pernyataan ditutup dengan mengatakan negara akan terus membela hak-hak warga Ukraina di Rusia dan telah memulai evakuasi kedutaan Ukraina di Moskow. iNews Madiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait