Tinjauan awal media sosial Matar menunjukkan bahwa dia bersimpati pada ekstremisme Syiah dan Korps Garda Revolusi Iran.
Hal itu diungkapkan seorang pejabat dari institusi penegak hukum yang mengetahui langsung penyelidikan tersebut kepada ABC News.
Rushdie adalah seorang novelis Inggris-Amerika kelahiran India. Pada 1989, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ruhullah Khomeini mengeluarkan fatwa yang menghalalkan darah Rushdie.
Fatwa Khomeini itu menyusul novel Rushdie berjudul “The Satanic Verses” ( Ayat-ayat Setan ) yang dianggap oleh Dunia Islam sebagai penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW dan risalah agama yang dibawanya.
iNewsMadiun
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait