Sebelum masuk pada topik utama, Hoegeng terlebih dahulu mengatakan kepada anaknya tersebut jangan berkomentar atau menyanggah sebelum dia selesai bicara.
"Dalam hati ku yang paling dalam, jangan ada lagi yang mengikuti jejak saya di angkatan. Cukup saya saja yang merasakan itu semua," kata Hoegeng seperti yang diceritakan ulang oleh anaknya.
Hoegeng juga menjelaskan kenapa tidak mengizinkan anaknya bergabung di Akabri. Hoegeng sama sekali tidak ingin jabatan yang disandangnya sebagai Kapolri akan memudahkan atau setidaknya memengaruhi anaknya masuk Akabri.
Selepas menjelaskan panjang lebar alasan dia tidak memberi izin anaknya bergabung di Akabri, dengan kerendahan hati, Hoegeng berdiri dari kursinya dan menghampiri anaknya sembari meminta maaf.
Di akhir pembicaraan yang berlangsung di meja makan tersebut, Hoegeng dengan polosnya bertanya kepada anaknya kenapa kuasnya digunduli. Sontak saja hal itu membuat perasaan anaknya yang tadi penuh amarah langsung berubah drastis sambil menahan senyum.
Adit mengaku belajar banyak dari ayahnya. Padahal, jika ingin masuk Akabri apalagi jadi anggota polisi, tentu saja bisa dikatakan peluangnya jauh lebih besar dari calon lainnya.
Akan tetapi, sosok Hoegeng melihat satu langkah lebih jauh dari yang dipikirkan anaknya. Selain itu, dia menilai bapaknya sebagai orang yang sangat humanis dalam mendidik anak-anaknya.iNewsMadiun.
Editor : Arif Handono