Saat sang ibu mondar-mandir mencari air, Nabi Ismail menghentakkan kakinya ke tanah.
Dengan kuasa Allah SWT, keluarlah air dari dalam tanah dimana air ini terkenal dengan nama ‘air zam zam’.
Peristiwa lari-lari kecil yang dilakukan oleh Siti Hajar untuk mendapatkan air inilah yang saat ini disebut sebagai ‘Sa’i’ yang kini merupakan rangkaian dari ibadah haji. Selain itu, terdapat peristiwa lain yang melatarbelakangi adanya penyembelihan hewan kurban pada saat Idul Adha.
Hal tersebut bisa ditemukan dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaffat ayat 102.
`قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِن شَاء اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Artinya: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka pikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai bapakku kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang sabar.”
Dari ayat tersebut, Ibnu Katsir dalam kitab Tafsir Al-Qur’anul Adhim menyatakan bahwa Nabi Ibrahim mendapatkan ujian keimanan dari Allah SWT berupa perintah untuk menyembelih putranya, Nabi Ismail yang saat itu masih berusia 7 tahun.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait