SURABAYA , iNewsMadiun.id- Melihat kasus varian Omicron sudah mulai melandai di dua pekan ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan lebih fokus menghadapi varian baru gabungan antara Delta dan Omicron, atau disebut Deltacron.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya Nanik Sukristina menuturkan, hingga sekarang varian Deltacron belum ditemukan kasusnya. Meski belum ditemukan, Dinkes Surabaya tidak tinggal diam dengan menyiapkan berbagai strategi.
"Yang pasti, kami melakukan optimalisasi penguatan upaya 3T (tracing, testing dan treatment), operasi yustisi protokol kesehatan (prokes) di tempat keramaian yang menjadi konsentrasi masyarakat oleh seluruh Satgas COVID-19 di wilayah," kata Nanik, Jumat (18/3/2022).
Ia melanjutkan, strategi lainnya untuk mengantisipasi Deltacron, yaitu mempersiapkan RS rujukan COVID-19 untuk memfasilitasi kasus-kasus kondisi sedang hingga berat (critical). Selain itu, ia mengoptimalkan pelaksanaan vaksinasi primer COVID-19 dan dilanjutkan dengan booster di Kota Surabaya.
Lalu bagaimana langkah Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, ketika kasus Deltacron ditemukan? Nanik menegaskan, pada prinsipnya penanganan kasus COVID-19 dari sekian banyak varian itu sama dengan penerapan 3T, prokes hingga vaksinasi.
"Saat ini, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI masih melakukan pemantauan terhadap perkembangan varian Deltacron yang telah terdeteksi di beberapa negara Eropa. Selain itu, juga mengupdate secara rutin data perkembangan dari WHO," ujarnya.
Meskipun kasus Deltacron belum ditemukan di Surabaya dan masih dalam penelitian oleh World Health Organization (WHO), Nanik mengingatkan masyarakat untuk waspada dengan varian ini.
"Varian Deltacron masih dalam penelitian dan pemantauan oleh WHO, termasuk gejalanya. Namun, beberapa gejala yang perlu diperhatikan yaitu suhu tinggi, batuk terus menerus, kehilangan indera penciuman dan perasa, sakit kepala, serta sesak napas," katanya. iNews Madiun
Editor : Arif Handono