KIEV, iNewsMadiun.id - Invasi Rusia ke Ukraina memasuki hari ke-10, Sabtu (5/3/2022), dan perang belum selesai. Dua isu mencuat melalui dua tempat berbeda. Pertama, isu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky kabur ke Polandia. Melalui video instagram, Zelensky langsung membantah laporan bahwa dirinya kabur atau melarikan diri ke Polandia. Di tempat terpisah, Media Australia membuat analisa mengejutkan bahwa Rusia memenangkan perang.
Zelensky menegaskan masih berada di Kiev untuk melawan invasi Rusia . Ini adalah yang kedua kalinya sejak perang pecah antara Rusia dan Ukraina, Zelensky membuat video yang mengklaim bahwa dia tidak melarikan diri dari negaranya. Melalui Instagram-nya, Zelensky mem-posting video yang menunjukkan kantornya di Kiev dan seorang pejabat duduk di sana. "Saya di Kiev. Saya bekerja di sini. Tidak ada yang melarikan diri," tulis dia dalam keterangan video di akun Instagramnya, zelenskiy_official.
Sebelumnya, politisi Rusia Vyacheslav Volodin mengeklaim Zelensky melarikan diri ke Polandia karena dia tidak dapat dijangkau oleh anggota Parlemen Ukraina. Media Rusia melaporkan, Zelensky diduga sudah melarikan diri pada 2 Maret, sebelum Parlemen Ukraina mengadakan pertemuan rahasia di tengah meningkatnya serangan pasukan Moskow. "Parlemen Ukraina mengeklaim Presiden Zelensky tetap di Kiev-setelah laporan sebelumnya dia pergi ke Polandia," tulis media Rusia yang dikendalikan pemerintah, Russia Today. Zelensky sebelumnya telah menolak mentah-mentah tawaran Amerika Serikat untuk mengevakuasinya, menyatakan bahwa dia menginginkan senjata, bukan kendaraan tumpangan. "Pertarungan ada di sini. Saya butuh amunisi, bukan tumpangan," kata Presiden Ukraina tersebut.
BACA JUGA:
Oposisi Ukraina Sebut Presiden Zelensky Kabur ke Polandia
Pada bagian lain, Media Australia sudah berani menyimpulkan bahwa Moskow adalah pemenang perang Rusia-Ukraina. "Terlepas dari curahan dukungan untuk Ukraina dari seluruh dunia, kenyataan pahitnya adalah bahwa Rusia memenangkan perang," tulis media Austrlia, news.com.au, dalam laporannya yang berjudul "Russia is winning the war in Ukraine".
Menurut ulasan media tersebut, ada hal-hal yang mungkin tidak berjalan sesuai rencana Rusia selama invasi, tetapi ketika datang ke perang darat, mereka masih menang. Perlawanan yang lebih kuat dari yang diharapkan dari rakyat Ukraina yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelensky mungkin telah meningkatkan harapan kekalahan Rusia dan memperlambat pasukan Moskow yang datang. "Tetapi Rusia masih membuat kemajuan," imbuh laporan tersebut.
Ini terlepas dari sebagian besar komunitas internasional yang bersatu di belakang orang-orang Ukraina yang gigih dan pemerintah mereka yang paham media sosial sejak Rusia menginvasi pada 24 Februari. Langkah ini telah membuat Rusia menjadi orang buangan global di dunia keuangan, diplomasi, olahraga, dan budaya. Rubel jatuh bebas, dan sanksi besar-besaran telah membuat oligarki dan keluarga mereka yang mengelilingi Presiden Rusia Vladimir Putin ditampar dengan larangan bepergian dan aset mereka–termasuk superyacht–disita.
Jumlah negara di dunia yang menyumbangkan peralatan militer dan mendukung Ukraina telah membengkak, sebagian berkat posting media sosial Zelensky yang menantang dalam menghadapi kekuatan tembakan militer Rusia yang luar biasa. Meski Kiev memberikan perlawanan sengit, kekuatan Rusia yang belum dilepaskan sepenuhnya sudah membuat kota-kota Ukrain luluh lantak. Bahkan, Moskow belum berniat untuk menghentikan operasi militernya.
Seminggu setelah serangan dimulai, pasukan Rusia merebut Kherson, kota besar pertama Ukraina yang jatuh ke tangan Moskow. Kota pelabuhan Laut Hitam berpenduduk 290.000 orang itu direbut pada hari Kamis setelah pengepungan tiga hari yang membuatnya kekurangan makanan dan obat-obatan. Pasukan Rusia juga menekan kota pelabuhan lain, Mariupol di timur Kherson, yang tanpa air atau listrik di musim dingin.
“Mereka mencoba membuat blokade di sini, seperti di Leningrad,” kata Wali Kota Mariupol Vadym Boichenko, merujuk pada pengepungan brutal Nazi di kota kedua Rusia, yang sekarang dinamai Saint Petersburg. Ada kekhawatiran ratusan orang mungkin tewas setelah lebih dari 15 jam pengeboman terus-menerus di kota itu. Wakil Wali Kota Sergei Orlov mengatakan kepada BBC pada hari Kamis bahwa satu distrik, yang biasanya berpenduduk 130.000 orang, telah hampir hancur total.
“Kami tidak bisa menghitung jumlah korban di sana, tapi kami yakin setidaknya ratusan orang tewas. Kami tidak bisa masuk untuk mengambil mayat," katanya, seperti dikutip AFP. “Tentara Rusia sedang mengerjakan semua senjata mereka di sini–artileri, beberapa sistem peluncuran roket, pesawat terbang, roket taktis. Mereka mencoba menghancurkan kota,” kata Orlov. Gambar drone tentang kehancuran di Borodyanka, 50 km dari ibu kota Kiev, juga muncul setelah serangan udara Rusia menghantam kota itu. Di kota utara Chernihiv, 33 orang tewas pada Kamis ketika pasukan Rusia menyerang daerah pemukiman, termasuk sekolah dan blok apartemen bertingkat tinggi.
Editor : Arif Handono