SURABAYA, iNews.id - Kerterbatasan ekonomi bukan hambatan seseorang untuk meraih cita-citanya. Itu dibuktikan oleh Ellyana Intan Ningtyas anak seorang penjual bakso keliling yang justru bersemangat untuk bisa membahagiakan kedua orang tuanya kelak.
Semangat dan niat tulus Ellyana pun membuahkan hasil. Tahun 2021 lalu dia lolos seleksi dan diterima menjadi abdi negara di Kejaksaan RI.
Itu merupakan perjuangan Ellyna ketiga kalinya mengikusi seleksi masuk pegawai Kejaksaan RI. Sebab, sebelumnya dia sudah dua kali mengikuti seleksi, namun gagal. Man Jadda Wajada, barang siapa yang bersungguh-sungguh, dia pasti berhasil.
Begitulah, gadis yang akrab dipanggil Elly memang punya semangat dan mental luar biasa. Bayangkan, sudah dua kali mencoba namun hasilnya selalu gagal. Hingga pada pendaftaran ketiga tahun 2021, Elly baru diterima menjadi abdi negara di korps adhyaksa.
"Setiap ada pembukaan saya daftar, biarpun tahun lalu gagal mungkin belum rejeki saya. Setiap kegagalan saya intropeksi kekurangan saya dan berusaha lebih keras lagi untuk belajar, " ucap Elly, Selasa (11/1/2022).
Diakui Elly setiap kegagalan terbesit rasa kecewa. Namun semangatnya kembali tumbuh setelah melihat dua temannya berhasil lolos tes, meski juga bukan dari kalangan keluarga berkecukupan.
"Teman saya yang anak juru parkir bernama Mike dan anak penjual kopi bernama Petir saat itu daftar bersama sama saya tahun 2020 sudah diterima terlebih dahulu sebagai PNS Kejaksaan RI. Itu menjadi motivasi saya. Alhamdulillah Tahun 2021 ini Allah menakdirkan saya diterima sebagai CPNS Kejaksaan," ucapnya bahagia.
Sebenarnya, lanjut Elly, orang tuanya sempat pesimistis bisa diterima menjadi pegawai Kejaksaan RI. Apalagi, sudah dua kali gagal. Terlebih keluarganya mendapatkan informasi simpang siur yang menyebut menjadi pegawai negeri harus punya koneksi dan dana agar bisa diterima.
"Saya modal tekad dan niat, saya bilang sama orang tua saya. Biar saya sendiri yang coba, saya jalani cukup dengan doa, insyaAllah. Alhamdulillah, terkabul dengan doa orang tua," kata Elly.
Setiap harinya, Elly bekerja di salah satu tempat foto copy di daerah Waru, Sidoarjo. Selain itu, sepulang bekerja Elly membantu orang tuanya untuk mempersiapkan jualan bakso. Sang ayah, Tukiman yang biasa dipanggil Jo Bakso, mengungkapkan kalau putrinya sudah lama bercita-cita menjadi pegawai kejaksaan. Bahkan sejak usianya masih 11 tahun.
"Saya merasa tidak mampu mendukung keinginan anak untuk menjadi pegawai kejaksaan karena hanya seorang pedagang kecil yang setiap harinya menjajakan bakso keliling menggunakan gerobak. Saya hanya bisa berdoa, " ucapnya Tukiman dengan mata berkaca-kaca.
Hingga kini, Tukiman cuma bisa mengontrak rumah sederhana di daerah Wonocolo, Surabaya, tepatnya di belakang Gedung Jatim Expo. "Saya sudah berjualan bakso sekitar 23 tahun, keliling dorong gerobak dan mangkal pinggir jalan pindah-pindah," ucap Tukiman.
Sementara itu, Kepala Seksi Penerangan Hukum (Kasi Penkum) Kejati Jatim Fathur Rohman menyatatakan, dengan diterimanya pegawai Kejaksaan dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda, menunjukan bahwa rekrutmen yang di laksanakan selama ini telah transparan dan akuntable.
"Penerima pegawai di Kejaksaan selalu menerapkan prinsip keterbukaan, akuntabel dan obyektif," katanya.
Editor : Arif Handono