JAKARTA, iNewsMadiun.id - Profil Frank Hoogerbeets, seorang ahli geologi Belanda yang menggemparkan dunia dengan ramalannya. Hoogerbeets membuat ramalan gempa dahsyat Turki dan Suriah, tiga hari sebelum kejadian. Gempa magnitudo 7,8 yang terjadi pada 6 Februari 2023 itu menewaskan sekitar 50.000 orang, “Cepat atau lambat akan ada gempa M 7,5 di wilayah ini (Turki selatan-tengah, Yordania, Suriah, Lebanon),” demikian ramalan Frank Hoogerbeets, yang menurut bio Twitter-nya bekerja untuk Survei Geometri Tata Surya, pada Jumat, 3 Februari 2023.
Setelah benar-benar terjadi gempa di Turki, ramalannya menjadi viral di media sosial. Hoogerbeets kemudian menjelaskan dalam tweet baru bagaimana menebak tragedi tersebut. “Seperti yang saya katakan sebelumnya, cepat atau lambat ini akan terjadi di wilayah ini, mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang kita alami pada 4 dan 5 Februari,” jelasnya.
Frank Hoogerbeets, siapakah dia? Pria ini bekerja untuk Survey of Geometry of the Solar System (SSGEOS). SSGEOS adalah lembaga penelitian yang memantau geometri benda langit dalam kaitannya dengan aktivitas seismik. Meskipun tidak memiliki gelar sains, pria tersebut sangat antusias dengan subjek itu dan sering membuat prediksi tentang kemungkinan gempa bumi.
Frank Hoogerbeets kemudian men-tweet, “Hati saya tertuju kepada semua orang yang terkena dampak gempa bumi besar di Turki Tengah. Seperti yang saya nyatakan sebelumnya, cepat atau lambat ini akan terjadi di wilayah ini, mirip dengan tahun 115 dan 526. Gempa bumi ini selalu didahului oleh geometri planet yang kritis, seperti yang kita alami pada 4-5 Februari.”
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyatakan bahwa tidak ada cara untuk memprediksi waktu dan tanggal gempa bumi. Menurut lembaga tersebut, baik mereka maupun ilmuwan lain tidak pernah meramalkan gempa bumi besar. “Gempa bumi bukanlah fenomena yang bisa diprediksi. Tidak ada yang bisa secara akurat memprediksi lokasi, besaran, dan waktu gempa," kata William Barnhart, asisten koordinator Program Bahaya Gempa Bumi USGS, kepada Newsweek.
“Pernyataan di media sosial bahwa gempa bumi akan terjadi di wilayah yang terkena dampak di Turki tepat waktu karena dibuat secara kebetulan sebelum serangkaian besar gempa bumi, dan pernyataan itu akurat dalam menunjukkan bahwa gempa besar dapat terjadi di beberapa titik waktu. Karena ini adalah wilayah yang aktif secara seismik dengan risiko gempa besar dan merusak yang diketahui,” imbuh dia.
https://international.sindonews.com/read/1036155/177/sosok-frank-hoogerbeets-yang-ramalkan-gempa-turki-3-hari-sebelum-kejadian-1677729826
Editor : Arif Handono