get app
inews
Aa Text
Read Next : Viral, Karni Ilyas Tanya Kerja KPU dan Bawaslu Pasca Pilkada, Netizen: "Dengerin Ceramah Miftah"

Terungkap Kemegahan Arsitektur Istana Kerajaan Majapahit di Trowulan, Versi AI Mirip Angkor Wat

Minggu, 19 Februari 2023 | 21:38 WIB
header img
Kemegahan Istana Majapahit di Trowulan, hasil Artificial Intelligence (AI) yang diunggah akun TikTok @ainusantara. Foto/Dok. @ainusantara

MOJOKERTO, iNewsMadiun.id - Indah dan menakjubkan. Inilah arsitektur Keraton Majapahit di Trowulan. Gambaran kemegahan Keraton Majapahit terungkap dari hasil kecerdasan buatan (AI) yang diunggah oleh akun TikTok @ainusantara. Dalam unggahannya, @ainusantara menayangkan video berdurasi 20 detik yang memperlihatkan beberapa set foto Keraton Majapahit.

Dari video tersebut bangunannya terlihat megah, dan sangat tinggi. Unggahan tersebut dilengkapi dengan caption bertuliskan "Saya minta AI buat 'Majapahit Capital City' #majapahit #artificialintelligence", disukai 62.000 pengguna TikTok dan dikomentari 1.248 orang.

Video yang menggambarkan keagungan Istana Majapahit itu dikomentari oleh akun @Humanity is shit: "Kalau dilihat dari desainnya, tidak terlalu jauh dari Angkorwat di Kamboja. Tapi ya...satu region juga terpengaruh", komentar @Humanity juga dikomentari oleh akun @ainusantara:

Memang benar secara budaya dan arsitektur, kalau mau membayangkan bangunan Majapahit, bisa lihat arsitektur Thailand dan Kamboja. Dilansir dari penakatolik.com, kemegahan Keraton Majapahit juga terungkap dari catatan seorang pendeta Katolik Roma yang berkunjung ke Trowulan. Tokoh agama Katolik yang berkunjung ke pusat kerajaan Majapahit ini dikenal sebagai Pastor Ordorico Mattiuzzi.

Pater Ordorico Mattiuzzi, yang hidup dari tahun 1286 sampai 1331, membuat catatan singkat tentang kehidupan orang Jawa. Pastor Mattiuzzi adalah seorang biarawan dari Ordo Fransiskan. Biarawan dari Assisi ini ditugaskan oleh Paus Yohanes XII untuk mengunjungi Rusia bagian selatan, India dan Cina,” tulis penakatolik.com.

Pastor Mattiuzzi memulai perjalanannya dari Venesia. Dia berlayar dan singgah di Pelabuhan Konstatinopel, Teluk Persia, Mumbai, Malabar, Srilanka, Madras, dan berbagai kepulauan di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Dalam catatan perjalanannya ke Tanah Jawa, yang diungkap penakatolik.com, Pastor Mattiuzzi mengaku terkagum-kagum dengan kehidupan orang-orang di Jawa.

Hal ini yang membuatnya tinggal beberapa waktu di Jawa, hingga berpetualang ke pedalaman Jawa. Pastor Mattiuzzi jelang akhir hayatnya sempat mendatangi Biara Santo Antonius di Padua. Dia bertemu dengan temannya, William de Solona. Kepada temannya tersebut, Mattiuzzi meminta untuk membuatkan catatan tentang perjalanannya selama berada di Jawa.

Salah satu yang dikisahkan, adalah ketakjuban Pastor Mattiuzzi kepada Raja Jawa yang memiliki istana besar dan mewah. Istana tersebut memiliki tangga lebar dan megah, anak tangganya berlapiskan emas dan perak. Seluruh dinding dilapisi emas tempa, dan terdapat gambar-gambar ksatria yang terukir dalam lapisan emas. Setiap ksatria di dalam Istana Majapahit juga disebut oleh Pastor Mattiuzzi menggunakan mahkota emas yang berhias beragam batu mulia.

Atap istana terbuat dari emas murni, dan dindingnya dilapisi lempengan emas serta perak. Kunjungan Pastor Mattiuzzi ke wilayah Majapahit, dilakukan sekitar tahun 1321-1322 Masehi. Pada masa itu, Majapahit berada di bawah pemerintahan Raja Jayanegara, putera dari Raden Wijaya. Kehadiran orang Eropa ke Istana Majapahit, juga disebut oleh Riboet Darmosoetopo "Sejarah Perkembangan Majapahit", yang termuat dalam buku "700 Tahun Majapahit, Suatu Bunga Rampai".

Riboet Darmosoetopo , Gubernur Portugis di Malaka, Rui de Brito pada tahun 1514 Masehi menyebutkan ada dua raja "Kafir" yaitu raja Sunda, dan raja Jawa. Hal yang sama juga dituliskan oleh penulis Italia, Barbosa, yang menyebut raja "kafir" di pedalaman Jawa, pada tahun 1518 Masehi.

Sementara pada tahun 1522 Masehi, seorang ahli Italia lainnya, Antonio Pigafeta menyebutkan bahwa penguasa di Majapahit, adalah Pati Unus. Tulisan inilah yang mengisyaratkan bahwa kala itu Majapahit sudah masuk dalam kekuasaan kerajaan Demak. Penakhlukan Majapahit oleh Demak, tak terlalu gamblang diceritakan dalam Serat Kanda, dan Serat Darmogandul.

Riboet Darmosoetopo menduga, kematian Bhre Kertabhumi pada tahun 1478 masehi akibat serangan Dyah Ranawijaya, dijadikan sengkalan sirna ilang kertaning bumi dalam Babad Tanah Jawi. Adapun Slamet Muljana dalam bukunya yang berjudul "Menuju Puncak Kemegahan: Sejarah Kerajaan Majapahit", menyebutkan Kerajaan Majapahit memiliki ibu kota yang luas, lengkap dengan istananya.

Beberapa bangunan beridiri megah, mulai dari alun-alun keraton hingga balai-balai yang menjadi bagian dari kompleks Istana Majapahit. Terdapat tembok batu, yang sekaligus menjadi benteng bagi keraton Majapahit. Pintu besar di sebelah barat yang disebut purawaktra menghadap ke lapangan luas.

Di tengah lapangan itu mengalir parit yang mengelilingi lapangan, di tepi benteng ditanami pohon beringin atau brahmastana, berderet-deret memanjang dan berbagai bentuknya. Di situlah tempat tunggu para perwira yang sedang meronda menjaga paseban. Di sebelah utara ada lagu gapura, pintunya besi, alun-alun keraton membujur dari utara ke selatan.

Di dalam benteng, terdapat pura di tengah-tengah benteng, yang terletak di sebelah timur pintu besi adalah panggung tinggi, lantainya berlapis batu putih, deretan gedung-gedung yang berhimpit membujur ke selatan. Di muka deretan gedung ini terdapat jalan yang membatasi alun-alun keraton dan gedung kompleks keraton.

Sedangkan di sebelah selatan panggung, merupakan balai prajurit tempat bermusyawarah para menteri, perwira, pendeta, dari tiga aliran agama, para pembantu raja, kepala daerah, dan kepala desa, baik dari ibu kota maupun dari luar pada tiap tanggal satu bulan caitra. Sementara di sisi timur balai prajurit atau balai pertemuan menjulang rumah bertiga-tiga mengelilingi kuil Siwa yang tinggi.

Di sebelah selatannya ialah gedung bersusun tempat tinggal para wipra, di sebelah barat tempat tinggal para wipra, membentang halaman berkaki tinggi. Di sebelah utara kuil Siwa, berdiri tegak gedung sang Buddha, atapnya bertingkat tiga, puncaknya penuh berukir. Di sebelah selatan balai pertemuan adalah balai agung manguntur, dengan lapangan watangan yang luas di belakangnya.

Di tengah utara adalah penangkilan, tempat duduk para pujangga dan para menteri. Bagian timur adalah tempat berkumpul para pendeta Siwa Buddha. Sedangkan di selatannya, tersekat pintu-pintu adalah paseban yang teratur rapi. Ini bertemu dengan jalan dari utara ke selatan pertemuan itu merupakan jalan simpang empat atau jalan silang ke bagian selatan alun-alun. Sepanjang jalan dari timur ke barat kanan kiri berjajar rumah-rumah.

Deretan pohon tanjung membelah jalan dari timur ke barat. Di sebelah barat manguntur agak jauh, berdiri sebuah balai tempat berkerumun anggota tentara. Halamannya sangat luas, di tengah halaman ada mandapa, tempat memelihara burung. Boleh dipastikan bahwa balai tersebut adalah tempat jaga para tentara, letaknya di sebelah selatan jalan dari timur ke barat dan di sebelah barat jalan dari utara ke selatan.

Di sebelah timur jalan ada paseban, yang membujur dari utara ke selatan, sampai pintu kedua dari istana. Di belakang pintu tersebut terdapat halaman sangat luas dan rata. Di sebelah timur halaman ada sebuah bangunan asri indah lagi tinggi. Di bangunan itulah baginda raja sambil duduk di balai witana menerima tamu yang datang menghadap, itulah ruang tamu raja.

Pada halaman keraton, ada berbagai balai mengelilinginya. Balai-balai ini termasuk kompleks keraton. Di mana atapnya bertingkat-tingkat, berdiri berkelompok-kelompok, masing-masing mempunyai pintunya sendiri. Kompleks istana ke timur sampai tembok benteng sebelah timur, ke selatan mencapai tembok benteng sebelah selatan.

https://daerah.sindonews.com/read/1026459/29/megah-begini-penampakan-istana-majapahit-di-trowulan-hasil-artificial-intelligence-1676728943?showpage=all

Editor : Arif Handono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut