Bahkan, ada beberapa truk memilih memutar arah berlawanan untuk menghindari lokasi unjuk rasa mahasiswa. Akibatnya, menimbulkan kemacetan panjang.
Para sopir ini memilih memutar balik karena mobil yang mereka kendarain kerap dijadikan panggung orasi oleh mahasiswa.
Dalam aksinya, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Pelajar Mahasiswa Indonesia (HPMI) Maros ini menilai kebijakan pemerintah menaikan BBM menyengsarakan rakyat miskin.
Dalam orasinya, mahasiswa mendesak Presiden Jokowi untuk membatalkan kenaikan harga BBM, karena dinilai kenaikan tersebut akan berdampak pada kenaikan harga kebutuhan lainnya.
Aksi unjuk rasa ini sempat diwarnai kericuhan saat salah satu sopir truk kontainer memaksa melintas, sehingga mahasiswa yang hendak menyandera kontainer tersebut langsung dihadang sejumlah petugas.
Mahasiwa yang emosi langsung menutup seluruh akses jalur Trans Sulawesi hinga menimbulkan kemacetan panjang.
Sementara, sang sopir yang melanggar, langsung diamankan petugas karena aksinya memicu tindakan anarkis mahasiswa yang menutup akses jalan.
Mahasiswa baru membuka akses jalan setelah polisi mengizinkan satu truk untuk dijadikan panggung orasi. Truk
Mahasiswa baru membuka akses jalan setelah polisi mengizinkan satu truk untuk dijadikan panggung orasi. Truk itu juga digunakan oleh mahasiswa sebagai alat transportasi menuju aksi selanjutnya di kantor DPRD Maros.
iNewsMadiun
Editor : Arif Handono