Logo Network
Network

Tawaf Hakikatnya Menirukan Gerakan Alam Semesta Wujud Ketundukan Makhluk Terhadap Sang Khalik

Miftah H. Yusufpati
.
Selasa, 12 Juli 2022 | 17:36 WIB
Tawaf Hakikatnya Menirukan Gerakan Alam Semesta Wujud Ketundukan Makhluk Terhadap Sang Khalik
Ketika engkau mengelilingi Ka'bah, apakah engkau sudah memandangi keindahan nonmateriil Tuhan di tempat-Nya yang suci? (Foto: ist)

Madiun, iNewsMadiun.id - Ibadah haji tidak melulu urusan fisik, seperti: tawaf, sai dan wukuf, melainkan terdapat di dalamnya unsur ruhani.

Suatu hari, datanglah seorang laki-laki ke hadapan Imam Junaid al-Baghdadi . Lelaki ini baru saja pulang haji. Maka sang Imam pun bertanya seputar apa yang sudah dilakukan lelaki itu selama berhaji.

“Ketika engkau mengelilingi Ka'bah (tawaf), apakah engkau sudah memandangi keindahan nonmateriil Tuhan di tempat-Nya yang suci?” tanya Imam Junaid al-Baghdadi.

“Tidak,” jawab lelaki itu.

“Berarti engkau tidak mengelilingi Ka'bah,” ujar Imam Junaid.

 

Tawaf adalah mengelilingi Ka'bah yang berputar dengan berlawanan arah jarum jam. Ka'bah yang menghadap ke segala arah melambangkan universitalitas dan kemutlakan Tuhan; suatu sifat Tuhan yang tidak berpihak tetapi merahmati seluruh alam Allah SWT berfirman:

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

Artinya: Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam. ( QS Al-Anbiya [21] : 107).

Nurcholish Madjid dalam buku berjudul "Perjalanan Religius Umrah dan Haji" mengatakan tawaf pada hakikatnya menirukan gerakan seluruh alam raya.

Thawaf yang dilakukan seluruh alam raya ini merupakan pertanda bahwa semua mahluk harus tunduk kepada sang Khalik. Dan ternyata, seluruh jagad raya ini juga melakukan thawaf. Misalnya, bulan thawaf mengelilingi bumi, bumi juga thawaf mengelilingi matahari.

Tawaf mengandung makna bahwa manusia harus menjadikannya titik orientasinya semata-mata hanya kepada Allah dalam setiap gerak dan langkahnya. Sebagaimana bumi berputar pada porosnya.

 

Ketika tawaf harus ada dalam kesadaran, bahwa kita bagian dari seluruh jagad raya yang selalu tunduk dan patuh kepada Allah. Sekaligus gambaran akan larut dan leburnya manusia dalam hadirat Ilahi (al-fana’fi Allah). "Jadi ke-aku-annya akan lebur dalam ke-Maha Agung-an Tuhan. Ketika melakukan thawaf, pandanglah keindahan non materiil Tuhan di 'tempat-Nya' yang suci," ujar Quraish Shihab dalam bukunya berjudul " Membumikan al-Qur’an ".

Follow Berita iNews Madiun di Google News

Halaman : 1 2
Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.