Muchammad mengatakan, tidak tahu harus berbuat apa untuk kesembuhan anaknya.
Penghasilanya sebagai pekerja serabutan tidak cukup untuk menutup biaya pengobatan. Sekali jalan ke rumah sakit, harus mengeluarkan biaya sebesar Rp 350 ribu.
"Padahal, setiap minggu sedikitnya 3 kali mengantarkan anak berobat ke rumah sakit," terangnya.
Meski demikian, dirinya tidak berputus asa dan tetap semangat,
"Kami tidak mau menyerah. Kami akan terus berjuang untuk kesembuhan anak sang anak," ujarnya.
Kisah pilu bayi mungil ini, akhirnya tersebar hingga mengundang keprihatinan tetangga, perangkat desa hingga pejabat Muspika Kedamean.Merekapun datang berkunjung ke rumah orang tua bayi untuk memberikan dukungan moral dan bantuan semampunya.
"Kami akan sediakan kendaraan untuk mengantarkan Adek Nazril berobat ke Rumah Sakit," kata Kapolsek Kedamean AKP Dante Anan Irawanto.
Sementara itu, Camat Kedamean, Sukardi langsung berkoordinasi menguruskan Kartu Indonesia Sehat (KIS). Karena, keluarga bayi hingga kini belum terdaftar sebagai penerima KIS. Padahal kartu ini sangat dibutuhkan untuk kelangsungan operasi kedepan.
"Semoga kartu KIS segera rampung, hingga bisa digunakan untuk keperluan pengobatan," terangnya.
Sukardi, menambahkan, sebagai perwakilan pemerintah di kecamatan, akan terus menfasilitasi menjadi kebutuhannya,termasuk menguruskan kelengkapan dokumen.
Namun, dirinya tetap berharap kepada para dermawan yang ingin membantu dipersilahkan menghubungi keluarga bayi.
"Keluarga korban membuka pintu bagi dermawan yang pingin membantunya," pungkasnya.
iNewsMadiun.id
Editor : Arif Handono