Banjir lahar dingin Gunung Semeru itu terjadi, setelah hujan deras mengguyur wilayah puncak Gunung Semeru, sehingga mengakibatkan endapan material vulkanik terbawa air hujan yang mengarah ke Besuk Kobokan dan Besuk Lengkong. Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo mengimbau kepada masyarakat untuk menjauhi aliran lahar Gunung Semeru. “Warga diimbau tidak mendekat aliran lahar saat hujan karena berpotensi terjadi banjir lahar hujan,” katanya. Sementara itu, getaran banjir lahar hujan Gunung Semeru Minggu sore (29/5/2022) terekam seismograf pos pengamatan gunung api Semeru dengan amplitudo maksimal 20 milimeter dengan durasi 2.700 detik.
Editor : Arif Handono
Artikel Terkait